Sabtu, 11 Juli 2009

to BC 21 : WAKAF QURAN


Assalamualaikum…

Temen2, DKM Baitut Taubah KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok akan mengadakan WAKAF QURAN untuk saudara2 kita di papua. Kegiatan ini mengambil momen Isra mi’raj sekaligus dalam rangka menyambut Ramadhan.


Kami memberikan penawaran kepada teman2 untuk berinvestasi akhirat. Pahalanya GUEEDEEE lho!!!

Untuk Satu mushaf Al Quran, biaya sebesar Rp 65.000,- (sudah termasuk biaya kirim dan akomodasi ke papua).

Ini adalah kesempatan emas sebagai wujud syukur kita atas besarnya nuikmat Allah yang kita terima akhir-akhir ini.


AYO, Kapan lagi???

Jika teman-teman berminat, tolong transfer uangnya ke rekening angkatan kita (Bank Syariah Mandiri Cabang Rawamangun No. Rekening 0397080947 a.n. Anggita Husada).

trus jangan lupa konfirmasi seperti biasa ke nomor Sugeng Indriyanto (081219883401) melalui SMS dengan FORMAT ketik :


NAMA(spasi) WAKAF QURAN(spasi)JUMLAH (spasi)TANGGAL TRANSFER.

Contoh:


KHOMSUN ARIFIN WAKAF QURAN 65.000,- 12 Juli 2009.


Oke, kami tunggu peran serat temen2 dalam investasi berharga ini.

Oya, klo bisa segera ya, paling lambat JUMAT tanggal 17 Juli 2009…..


Jazakallah

Wassalamualaikum…

Read More......

Senin, 06 Juli 2009

NAFSU vs PUASA.......ente jagoin yg mana?

jagoin yg mana?

Menahan Gejolak Nafsu dengan Puasa

Puasa adalah salah satu cara dalam mengendalikan nafsu dan syahwat sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

"Wahai para pemuda, apabila siapa diantara kalian yang telah memiliki ba'ah (kemampuan) maka menikahlah, kerena menikah itu menjaga pandangan dan kemaluan. Bagi yang belum mampu maka puasalah, karena puasa itu sebagai pelindung." (HR Muttafaqun 'alaih).

Puasa apa saja, baik yang wajib maupun yang sunnah yang bila dilakukan dengan benar bisa mengendalikan nafsu dan syahwat.

Di antara puasa sunnah adalah

  1. Puasa Senin Kamis yang sangat besar nilai pahalanya.
  2. Puasa Ayyamul Biidh, yaitu puasa tiga hari dalam sebulan setiap tanggal 13, 14 dan 15 (bulan hijriyah).
  3. Puasa Daud, yaitu puasa berselang-seling setiap hari, dll

Puasa Bisa Menahan Nafsu untuk Sementara

Tetapi perlu diingat bahwa puasa ini hanya mengendalikan nafsu dan syahwat untuk sementara saja, bukan menghilangkan atau memusnahkannya. Sebab nafsu dan syahawat itu adalah bagian dari kelengkapan seorang manusia. Tanpa adanya nafsu dan syahwat, maka tidak bisa dikatakan manusia.

"Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada syahwat (apa-apa yang diingini), yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik." (QS Ali Imran: 14)

Nafsu dan syahwat yang sudah menjadi bagian utuh dari seorang manusia oleh syetan kemudian dikembangkan sehingga menjadi faktor dominan. Syetan dalam misinya akan selalu dan disenantiasa berusaha untuk menggoda keimananan lewat nafsu dan syahwat yang membara. Salah satu caranya adalah dengan membuat tergoda dengan pesona wanita yang bukan haknya. Rasulullah SAW pernah bersabda,

"Sesungguhnya wanita menghadap dalam bentuk syetan. Barang siapa yang mendapatkan hal itu, hendaklah ia mendatangi istrinya karena hal tersebut akan memperlemah perasaan yang ada dalam dirinya." (HR Muslim, Abu Daud dan Tirmidzy).

Imam An-Nawawy ketika mengomentari hadits ini berkata, "Sebuah isyarat kepada hawa nafsu dan mengajak kepada fitnah karena Allah menjadikan dalam jiwa setiap lelaki kecenderungan untuk mencintai wanita, dan rasa nikmat ketika memandanginya. Dalam kondisi itu, baginya wanita seperti menyerupai syetan karena dapat mengajak kepada kejahatan dengan bisikannya."

Rasulullah SAW bersabda,

"Sesungguhnya Allah telah menuliskan bagi anak-anak Adam bagiannya dari zina, ia pasti akan mendapatkanya. Zinanya mata memandang yang diharamkan, zinanya lisan membicarakannya, zinanya jiwa mengharap dan membayangkannya sedangkan kemaluannya akan membenarkan hal tersebut atau mendustakannya." (HR Tirmidzy).

Oleh karena itu, agar anda terhindar dari perbuatan nista dan juga perbuatan-perbuatan lainnya yang dapat mendorong kepada hal tersebut, kita bisa melakukan puasa, karena puasa bisa menghilangkan pengaruh syetan di dalam darah. Puasa juga bisa melemahkan gejolak nafsu di dada. Puasa apa saja dan kapan saja, asal dilakukan dengan benar. Bukan sekedar puasa tidak makan dan tidak minum, tapi mata jelalatan kesana kesini, pikiran melayang dan menghayal tak tentu rimbanya. Puasa yang 'salah teknik' ini umumnya tidak terlalu efektif untuk meredam nafsu dan syahwat.

Ahmad Sarwat, Lc.

Read More......

Jumat, 03 Juli 2009

INFO BC 21 1986122020081210

Assalamualaikum...

teman-teman yang berbahagia, sekarang kan udah bulan SEPTEMBER. sebentar lagi idul fitri. cuma sekedar mengingatkan:

1. mohon segera transfer iuran angkatan. sesuai kesepakatan qt, setoran pertama adalah Rp 100.000,- (bulan JULI) tiap person.
Bulan Agustus Rp 50.000,-
Bulan September Rp 50.000,-
tolong di transfer ke rekening pengurus (Bank Syariah Mandiri Cabang Rawamangun No. Rekening 0397080947 a.n. Anggita Husada).

kalau udah transfer segera kirim pemberitahuan ke Sugeng Indriyanto (081219883401) melalui SMS dengan FORMAT ketik : NAMA(spasi) IURAN ANGKATAN BULAN(spasi)JUMLAH (spasi)TANGGAL TRANSFER.
Contoh:
KHOMSUN ARIFIN IURAN ANGKATAN JULI 100.000,- 5 Juli 2009

2. mohon diperhatikan tentang zakat terhadap harta yang kita dapat. itu kewajiban kita. segera cari informasi badan amil zakat di kantor masing2.
kalau tidak ada, bisa dikirim ke pengurus iuran angkatan ke nomor rekening di atas dengan pemberitahuan dengan format
ketik : NAMA(spasi) ZAKAT(spasi)JUMLAH (spasi)TANGGAL TRANSFER.
Contoh :
KHOMSUN ARIFIN ZAKAT 100.000,- 5 Juli 2009

3. jika ada teman2 yang punya rezeki lebih dan berniat untuk menyumbangkan. bisa juga ditransfer ke nomor rekening ini dengan pemberitahuan format
ketik : NAMA(spasi)SUMBANGAN(spasi
)JUMLAH (spasi)TANGGAL TRANSFER.
Contoh :
KHOMSUN ARIFIN SUMBANGAN 2 juta,- 5 Juli 2009


4. tolong masuk/ikut di group DTU KESAMAPTAAN PRODIP I & III ANGKATAN I TA 2009. Insya Allah informasi angkatan akan di upload di situ.

5. tolong kasih tau teman-teman yang lain agar informasi ini tidak terputus dan semua pihak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya.

Jazakallah khoiron katsiron
Read More......

MAKAN HEMAT, NIKMAT, DAN MANFAAT

MAKAN HEMAT, NIKMAT, DAN MANFAAT

Saat itu adalah saat-saat yang sulit untuk kulupakan. Saat perjuangan berat dalam salah satu fase hidupku. Sebuah pengalaman indah yang sangat bermanfaat dalam upaya pendewasaan diriku.

Saat itu aku masih tingkat 1 Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Sekolah Tinggi Akuntannsi Negara. Aku masih kuliah di Jurang Mangu, karena aku baru pindah ke Rawamangun ketika naik ke tingkat II.

Kali ini aku akan bercerita tentang kisah perjuangankku untuk dapat makan.

Alhamdulillah orang tuaku memberikanku jatah uang untuk kuliah dengan metode langsung dikasih banyak, artinya orang tuaku memasukkan uang ke rekeningku dalam jumlah lumayan besar. Lalu aku bertugas untuk mengatur sendiri. Aku tidak dijatah tiap bulan, karena dari kecil aku tidak dibiasakan dijatah perbulan. Karena merasa mendapat kepercayaan dan amanah dari orang tua untuk mengatur keuangan itu, aku jadi takut untuk menghambur-hamburkan uang. Padahal kalau dihitung-hitung uangku lumayan banyak dan bisa hidup dengan lebih layak. Tetapi karena dorongan hati dan rasa hormat pada orang tua, aku memutuskan untuk hidup lebih sderhana.

Kesederhanaanku ini berimbas pada model makanku sehari-hari. Ketika teman-temanku sering belanja barang-barang yang kurang perlu dan makanan ringan yang banyak, aku hanya belanja seperlunya saja. Yang penting cukup untuk mmenuhi kebutuhan pokok dan suplemen. Untuk snack atau makanan ringan aku jarang sekali membelinya. Paling-paling kalau lagi kepingin jajan, aku beli saja gorengan yang setiap malam lewat depan kosku.

Di kondisi kota Jakarta yang terkenal semua serba mahal, ternyata masih ada warung yang menyediakan menu makanan yangn murah. Konsekwensinya ya rasa dan kualitasnya tidak setinggi warung yang mahal. Yang penting perut terisi dan mampu untuk beraktivitas kembali. Satu kali makan aku biasanya hanya menghabiskan uang Rp 2.000 – 2.500. uang segitu cukup untuk makan sengan menu nasi, telur goreng, dan sayur. Kalau hanya pakai tempe bacem 2 buah, harganya jadi 1.800. bahkan aku pernah makan hanya dengan Rp 900,-. Aku juga kaget ketika aku tanya ke bapak pemilik warung berapa semuanya yang kumakan? Bapaknya bilang sembilan ratus rupiah, Dik! Allahu Akbar. Di Jakarta makan dengan Rp 900,-, bagaikan mimpi di siang bolong.

Karena sering makan dengna menu itu-itu saja, lama-kelamaan lidah ini terasa bosan. Makanan jadi hambar, nafsu makan meredup dan sering ada niat dalam hati untuk berganti menu-menu yang lebih mahal. Di depan kosku ada penjual nasi goreng. Satu porsinya seharga Rp 5.000,-. Teman-teman kosku sering sekali membelli nasi goreng itu. Walaupun ada di depan kosku, aku jarang sekali membeli nasi goreng itu. Mungkin bisa dihitung dengan jari. aku membeli nasi goreng karena alasan warung lain sudah habis, pulang kemalaman, atau pengen coba sekali-kali menu baru. Aku rasa harga nasi goreng itu terlalu mahal bagiku karena aku sudah terbiasa makan sederhana.

Suatu saat aku pulang kampung. Biasanya bagi kalangan mahasiswa, pulang kampung itu sebagai ajang penggemukan badan dan perbaikan gizi. Tak usah dijelaskan panjang lebar ya! Karena aku yakin teman-teman juga mengerti apa yang aku maksud.

Ketika mau balik ke Jakarta, aku minta izin ibu untuk membawa rice cooker ibu yang sudah tidak terpakai. Ibu mengizinkan. Rencananya aku mau belajar memasak sendiri untuk makanku sehari-hari.

Kutata kembali kamar kosku. Kuatur penempatan barang-barang yang menghiasi kamar kesayanganku. Rice cooker kuletakkan dengan stop kontak agar mudah nyolokinnya.

Mulai hari itu aku bertekad untuk mulai belajar makan dari hasil karyaku. Aku ingin lebih berhemat lagi. Maklum aku sudah terbebani uang sewa kamar yang lumayan mahal, ditambah biaya listrik perbulannya. Jadi untuk menutupinya aku harus berhemat. Saat itu aku belum berupaya untuk melebarkan sayap untuk mencari usaha sampingan yang dapat menambah pundi-pundi kantong karena aku masih kelas 1 dan belum menguasai medan di sana. Aku mulai bekerja sampingan sebagai guru les ketika kelas 1 semester 2. saat itu aku mengajar bimbel USM STAN. Hasilnya lumayan bisa untuk sedikit menentramkan hati dan menambah uang saku. Aku juga aktif dibeberapa organisasi kemahasiswaan. Alhamdulillah aku dijerumuskan kakak kelasku ke dalam BEM (Badan Eksekutif Mahasisiwa), lumayan aktif di MBM (LDK di kampusku), KMBC dan IMMBC (oerganisasi Bea Cukai punya), IKMP (kumpulan anak2 ponorogo di STAN), dan organisasi lainnya. Menginjak kelas dua, setelah selesai amanah dari BEM, lagi-lagi aku dijerumuskan untuk masuk ke BLM (Badan Legislatif Mahasiswa). Melalui organisasi itulah aku punya banyak teman, tambah pengalaman, dan menambah kedewasaan dan kualitas diriku.

Kembali ke masalah makan ya....

Pada awalnya aku hanya masak nasi dengan rice cookerku. Sedangkan lauk aku beli di warung. Lauknya sederhana saja. Mulai dari tempe bacem kesukaanku dan paling-paling untuk nambah asupan gizi aku beli telor. Harga tempe bacem untuk sekali makan cukup Rp 500,-. Itu sudah dapat 2 buah tempe bacem. Waktu beli aku minta kuahnya dibanyakin. Sampai kamar kos, bungkusan tempe bacem kubuka lalu kutuang ke atas nasi yang sudah kusiapkan diatas piring. Makanan yang kumakan hanya berharga Rp 1000,-. Nasinya aku masak sendiri dengan perkiraan harga Rp 500,- dan tempe bacem juga denngan harga yang sama. Saat itu harga 1 liter beras sekitar Rp 2.800 – Rp 3.500,-. Beras 1 liter itu bisa kubuat makan 6-7 kali makan. Hemat kan!!!

Aku merasa jika terus-terusan pakai tempe, aku akan kekurangan energi untuk menjalankan aktivitasku yang cukup padat. Baik aktivitas kuliah maupun ngurus organisasi. Aku mulai membiasakan untuk makan dengan lauk telor.

Nasi tetap kumasak sendiri, sedangkan sayur dan telor kubeli dari warung. Aku mulai berpikir, kayaknya jika aku terus-terusan beli lauk telor di warung aku menjadi lebih boros. Aku ingin tetap makan pakai telor tapi aku bisa lebih hemat. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba menggoreng atau merebus telor sendiri. Hanya sayur saja yang beli dari warungn. Dan sayur seharga Rp 500,- bisa kukgunakan untuk dua kali makan. Harga telor mentah Rp 500,- sedangkan telor yang sudah matang di warung harganya Rp 1000 – Rp 1.500.

Aku mulai belanja untk mencoba masak sendiri. Aku biasanya membeli telor di Harmony Swalayan. Aku langsung membeli 1 kilo. Kubawa pulang dan kusimpan di dalam kulkas ibu kos. Selain itu aku juga membeli kecap manis, saus sambal, sayur sawi, garam, dan royko.

Di kos aku diam-diam mulai sering menggunakan kompor milik ibu kos. Sebagai konsekwensinya aku juga beberapa kali membeli minyak tanah dan minyak goreng untuk bahan memasakku.

Yang paling sering aku menggoreng telor lalu kumakan dengan nasi dan kecap. Itu saja sudah terasa nikmat. Suatu saat saya juga mencoba membeli tempe mentah dari penjual sayur keliling dan aku goreng lalu kumakan sebagai lauk. Eh, ternyata nikmat juga. Sayur sawi juga tak luput dari kekreatifanku. Aku sadar bahwa aku tidak pandai memasak dan tidak bisa membuat bumbu. Aku mulai berspekulasi dan mencoba-coba.

Ini resep asli buatanku, tapi agak aneh juga.

Tempe yang sudah kubeli kuiris kecil-kecil lalu kugoreng. Untuk menghemat, aku pakai minyak goreng sedikit sekali, bahkan tak jarang karena minyak goreng terlalu sedikit, tempeku jadi gosong dan seperti arang.

Setelah tempe agak matang, lalu tempe kuangkat dan kutaruh di piring. Langkah kedua kupotong sayur sawi kecil-kecil lalu kumasukkan ke dalam wayan agar layu. Setelah layu jurus nekatku mulai kulakukan. Kuambil kecap manis kutuang ke dalam wajan. Ukurannya kira-kira saja deh! Lalu saus sambal juga ikut menyusul ke dalam wajan. Aku lalu teringat royko yang kubeli. Kumasukkan royko untuk menambah aroma. Setelah tercampur, sayur sawi yang sudah layu dan tempe yang tadi kugoreng kumasukkan lagi ke dalam wajan. Kuaduk hingga rata dan sedikit mengental. Setelah merasa cukup, kumatikan kompor konvensional itu dan kutuang ke dalam piring. Baunya enak sekali. Perpaduan antara kecap manis, saus sambal ditambah bumbu penyedap royko. Dengan isi sayur sawi dan tempe goreng.

Lalu kubawa ke dalam kamar dan aku makan dengan lahapnya. Satu porsi sayur yang kubuat bisa kupakai makan 2 kali. Harganya sangat murah sekali dan menjadi ajang kreativitas bagiku. Mungkin jika temanku kutawari untk makan hasil kejahilanku tadi, kemungkinan besar mereka menolak. Mungkin karena mereka tidak yakin bahwa aku juga bisa memasak.

Disaat yang lain aku juga sering menggunakan bawang merah dan bawang putih milik ibu kos untuk kucampur dengan adonan telorku, tapi lama-lama hatiku merasa tidak enak. Akhirnya aku beli sendiri bawang merah dan bawang putih itu.

Sayur sawi memang menjadi andalanku untk asupan gizi dari sayur-sayuran. Yang repot adalah ketika sayyur sawiku habis dan aku belum sempat ke swalayan. Aku memikir otak dan akhirnya kutemukan ide baru.

Setiap pulang dari MBM aku melewati jalan kecil yang dipinggirnya tumbuh pohon singkong. Aku mulai berpikir bahwa daun seingkong pun juga bisa untuk sayur dan bisa dimakan. Tentunya daun singkong yang masih muda. Aku mulai bergerilya. Sepulang sholat di MBM aku berjalan melalui jalan biasa dan mencari saat-saat sepi untuk memetik daun singkong yang masih muda. Akhirnya aku berhasil mengantongi segenggam daun singkong. Lumayan banyak juga sih.

Sesampai kos aku berpikir lagi. Wah, kalau tetap seperti ini dan langsung dicampur dengan telor, bisa-bisa aku tidak bisa menelan daun ini karena seratnya kasar sekali. Akhirnya kuputuskan untuk merebus dulu daun itu dengan heater didalam kamarku. Setelah kurebus daun itu tampak lebih layu dan empuk. Kupotong-potong lalu kucampur dengan telor yang sudah kokocok. Tak lupa kutambahkan bawang merah, cabe dan royko. Akhirnya kugoreng adonan itu dan kunikmati bersama nasi yang ditemani saus sambal. Saus sambal yangn paling kusuka dalah samabal ala bangkok. Enak banget. Tapi jangan kebanyakan, bisa-bisa nanti mencret. Karena aku adalah tipe manusia yang sensitif trehadap rasa pedas.

Aku mulai berimajinasi lagi. Adonan daun singkong, bawang, cabe dan royko tadi kuolah dlam pikiranku. Bagaiman caranya agar adonan itu bisa menjadi lebih banyak. didapur aku menemukan kantong plastik berisi tepung punya ibu kos. Aku dapat ide. Aku ambil sedikit tepung itu lalu kumasukkan dalam adonan telor tadi. Hasilnya, perfect. Laukku jadi lebih banyak dan bisa kugunakan untuk 2 kali makan. Ketika belanja ke swalayan aku putuskan untuk membeli tepung juga sebagi penambah adonan lauk kesayanganku.

Seiring berjalannya waktu aku malu jika terus memetik daun singkong di tepi jalan karena banyak orang yang melihat. Suatu saat aku berpetualang di kebun belakang kosku. Disana aku mendapati beberapa pohon singkong yang tumbuh, tapi tinggi-tinggi. Di tanah tergeletak beberapa batang pohon singkong yang habis dipanen. Aku langsung punya ide cemerlang. Kenapa tidak kuambil saja satu batang singkong itu lalu kubersihkan, kupotong pendek-pendek, lalu kutanam di pinggir kolam penampungahn air dibelakang kosku sehingga aku seakan-akan punya kebun singkong sendiri untuk kupetik daun-daun mudanya sebagai lauk makanku.

Akhirnya rencanaku terwujud dan selang satu minggu kemudian tunas-tunas mulai tumbuh di batang pohon singkong yang aku tanam. Aku bersorak. Ide gila itu terwujud juga. Aku tidak perlu jauh-jauh untuk memetik daun singkong. Cukup di belakang kosku saja. Dan itu adalah pohon yang kutanam sendiri.

Hari-hari pun berlalau dan aku masih tetap dengan pola makan hematku. Teman-teman kosku mungkin tidak tahu kegiatan-kegiatan anehku ketika makan. Karena aku sering makan di dalam kamar karena malu jika ketahuan teman-teman. Laukku seadanya, aneh, dan nanti pasti timbul banyak pertanyaan.

Itulah beberapa pengalaman indah yang berkaitan dengan pola makanku yang aneh. Walaupun amanah tugas kuliah maupun organisasi menggunung, aku masih bisa melaksankan semuanya dnegan baik. Untuk masalah akademik, Alhamdulillah aku selalu masuk 3 besar, dan untuk urusan organisasi aku bisa lebih aktif dan lebih dewasa.

Makanan memang memegang pengaruh penting dalam aktivitas kita, tetapi ada hal yang lebih penting lagi, yaitu komitmen, kesungguhan, dan keikhlasan kita dalam menjalani semuanya. Dengan pola makan aneh seperti itu Allah masih memberiku kekuatan untuk berprestasi yang lebih baik.

Sebagai tambahan, dengan pola hematku tadi aku bisa menabung dan berhasil membeli barang-barang yang kuinginkan. Tetapi tujuanku berhemat ini bukan untuk bisa membeli barang-barang itu, tetapi lebih untuk melatih diri dan mencoba merasakan kondisi saudara kita ynag kurang beruntung.

Semoga Allah mengaruniakan jiwa sederhana ini hingga ajal menjemput.

Kepada orang tuaku, aku mohon maaf. Karena sebenarnya kiriman uang untukku jauh lebih dari cukup, bahkan aku bisa menambah uang saku dengan mengajar les. Tetapi aku mencoba menghargai setiap tetesan keringat dan cucuran air mata orang tua saya pada setiap usaha untuk mendapatkan uang itu.

Ternyata mencari uang itu tidak mudah dan butuh pengorbanan.

Ini adalah salah satu hal yang dianggap ”aneh” oleh teman-temanku. Mereka mengatakan aku senang untuk mempersulit diri sendiri. Kebiasaan mempersulit diri sendiri ini masih sering kulakukan sampai sekarang, tetapi dalam bentuk yang berbeda, yaitu aku sering berjalan-jalan keliling ibu kota hanya dengan bekal seadanya. Tanpa dompet, tanpa HP, dan tanpa baranng berharga lain. Intinya aku berusaha survive di tengah kejamnya nuansa ibu kota dan juga untuk lebih bisa merasakan kondisi riil dilapangan yang akan menambah kepedulian kepada sesama dan rasa syukur yang tiada terkira........

Kapan-kapan kuceritakan tentang pengalaman backpacker ini...

Satu lagi, aku punya keinginan ini sudah sejak lama sekali. Aku ingin suatu saat aku berada di suatu tempat, entah itu di dalam bus kota, di terminal, atau di stasiun. Di sana aku menjadi penjual koran atau pengamen. Pekerjaan yang dianggap rendah oleh sebagian besar orang. Padahal pekerjaan itu jauh lebih mulia dari pada hanya meminta-minta dari orang tua. ADA YANG MAU MENEMANI menikmati indahnya pengalaman dan petualangan baru? Kalau ada, hubungi 081335250149.

Let’s action.....

Based on true story

Ketika masih tingkat 1 STAN

Jurang mangu, Juni 2006

Khoms 150609

Read More......

"morning gift"

3 bulan lebih,kulewatkn pengajian d unmuh ponorogo.rasanya kangen banget.maklum,sudah lebih dari 3 bulan aku berjuang d perantauan.

pagi ni kuniatkn untuk ikut pengajian d unmuh bareng bapak dan ibu.dulu,orang tuakulah yang sering memaksaku unt datang ke pengajian itu.

pagi ini indah sekali.

setelah shubuh ku masih ingin bermalas-malasan d tempat tidur,karena semalam habis begadang reuni ma teman2 SMA.

ah,nanti aja lah siap2 jam setengah enam,kan pengajian mulai jam enam.


dalam kemalasanq,q teringat kalau aku harus nyuci baju karena siang ini harus balik k jakarta.sebenarnya ada mesin cuci,tapi baju yg kotor cuma 3 potong.ah,nyuci biasa aja lah,sekalian olah raga.setelah q cuci,q sadar kalo aku tidak punya celana panjang yg bersih.terpaksa,cucian tadi q keringkan d mesin cuci.eh,mesin cucinya juga ikut2an ngambek.kucoba berkali2 ga bisa nyala.ku sempat ngambek.trus kulihat colokan listrikny.ya Allah,ternyata blm d colokin.

wah,celanaq lumayan kerin,walopun msh lembap.ketika mau q pake,ketahuan ma ibu,aku d marahin karena pake celana yg msh agak basah.trus ibu nyuruh aku unt pake celana bapak yg gede banget pinggangnya.eh,ternyata sabuknya juga kegedean,terpaksa harus nglubangin lagi pake paku,walopun sudah d lubangi,sabuk itu susah d kencengin.masalah celana beres,sekarang masalah baju.eh,bajuku ternyata belum q setrika.langsung kunyalain setrika dan q gosok baju koko putih.pagi itu setrikanya nakal juga,setrikany tdk panas2.ya udah,seadanya aja.pake baju agak kusut dikit.Alhamdulillah masalah pakaian beres.


saatnya berangkat.kulangkahkan kakiku keluar rumah,q tengok k teras.lho d mana motornya?ternya kendaraanku d pake kakak pergi.mataku menerawang mencari keajaiban.dengan gagah sebuah sepeda federal berdiri d pojok.kuambil sepeda itu lalu kunaiki.bismillah...

kakiku tiba2 terhenti mengayuh.ternyata rantainya copot.okelah,perbaiki rantai dulu.Alhamdulillah tangan jadi hitam kena minyak rantai.

kusiapkn hati dan jiwaku unt pergi k pengajian.3 km q lalui dgn sepeda.d jalan q ingin mempercepat laju sepeda dgn memindah gearny.dgn tenaga penuh q putar alat pemindah gear.eh,kebablasan.alat pemutarnya rusah,penahannya patah.

rasanya kukayuh sepedaku dgn cepat,tp kok jalanya tetep lambat.ya udah yang penting nyampe.

Alhamdulillah,akhirnya nyampe juga.kulihat jam d hpku jam 06.40.ya,masih ada 20 menit unt mendengarkan taujih.temanya ttg mengubah mindset.selain itu aku mendapat pelajaran kesaaran selama perjalanan itu Read More......

Ujian Nyata Ada di Hadapan Kita

Kawan….
Tak terasa sudah sekian lama kita berpisah….
Jarak dan waktu memisahkan kita

Dahulu kita masih bersama
saling menjaga
Saling mengingatkan
Dan saling menguatkan

Kini engkau bersada di sana
Dana ku berada di sini
Tantangan baru kau hadapi begitu pula denganku disini

Hembusan bayu membawa kabar yang menyentak hatiku
Disana, ternyata engkau berjuang melawan nafsu
Nafsu dunia yang tak pernah berhenti merongrong keimananmu

Godaan dan ancaman menghiasi hari-harimu
Gelimang harta mencoba meruntuhkan kekokohanmu
Suapan rupiah sering hadir menggodamu
Syetan-syetan berkeliaran berusaha menghancurkan keyakinanmu

Aku tahu..
Itu tantangan berat bagimu
Bahkan ancaman kematian juga tak jarang menghampirimu
Semua itu membuatmu ragu akan kekuatanmu

PILIHAN ITU ADA DI TANGANMU
Akankah kau biarkan noda-noda hitam menggelapkan hatimu?
Ataukah,
Kau gigih melawannya demi kesucian qolbu..

SEKALI LAGI, PILIHAN ITU ADA DI GENGGAMANMU
Apa kau akan ikut jejak langkah syetan
Yang menggiringmu ke lembah kebinasaan?
Apa kau tega memasukkan bara apai ke dalam perutmu?
APA KAU TEGA MENYUAPI AYAH IBU DENGAN CAIRAN NANAH MENDIDIH YANG MENJIJIKKAN?
Mana baktimu pada ayah ibu?
Apakah demi kesenangan semu, kau rela mengorbankan orang yang kau sayangi?

Sekali lagi, itu adalah pilihan bagimu….
Jagalah hatimu
Rawatlah tangan dan kakimu

BIARLAH SELURUH DUNIA MEMUSUHIMU,
ASALKAN ADA ALLAH BERSAMAMU

Tanpa kau minta, Allah selalu menemanimu
Tanpa kau mohon, Allah senantiasa menyayangimu
Yakinlah….

Tantangan itu, mungkin masalah besar bagimu
Tapi disana masih ada yang Maha Besar
Teriakkanlah dalam hatimu, tantanglah masalah itu
“HAI MASALAH, AKU MASIH PUNYA ALLAH YANG MAHA BESAR”

Jangan biarkan kotoran-kotoran kecil menumpuk dan meredupkan cahaya batinmu
Kuatkan dirimu
Itulah jihadmu
Di sini, kami selalu berdoa dan mendukungmu.
KARENA KAMU TIDAK BERJUANG SENDIRIAN

Dalam munajatku
Aku berharap agar Allah berkenan mempertemukan kita.
Dan kudapati engkau
Adalah kawanku yang tetap bersahaja
Kawanku yang sederhana
Kawanku, yang jika aku melihatmu, hatiku langsung memuji kebesaran Illahi
Jika aku mengingatmu, muncul kekaguman akan kemuliaan akhlakmu

Jika bersalaman denganmu
Kurakan tangan yang mampu menolak tumpukan berlian yang membakar
Tangan yang mampu menampik emas yang membara
Dan tangan mujahid yang akan mewangi di surga

Moga Allah berkenan mengabulkan harapan ini……




ini untuk mengingatkan dan menguatkan diriku pribadi dan semoga bermanfaat buat temaman-teman semua.. Read More......

asmo kulo "IMAN"

Langit cerah menghiasi hari itu. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah-wajah imut anak-anak yang sedang bermain di halaman masjid. Nuansa cerah, sejuk, santai terpancar dari wajah mereka. Sorot mata yang tajam, tulus, dan bersahaja menghiasi dua bola mata yang jernih dan bercahaya itu. Rona wajah dan sorot mata seperti itu sangat jarang kita temukan pada orang-orang dewasa. Entah kenapa, ketika kecil kita punya rona wajah indah dan mata bercahaya, tapi setelah dewasa seakan-akan keindahan itu hilang dan musnah, berganti dengan kemuraman, sendu, dan tekanan.
Mungkin itulah proses dalam perjalanan hidup. Banyak dosa, kesalahan, dan kemaksiatan mengiringi proses kedewasaan ini. Siapa yang salah? Tanyakan pada sesosok wajah yang tampak di balik kejernihan air yang tenang.
…………………………………………………………
Di tengah keriangan mereka, tiba-tiba ada seorang laki-laki datang dan langsung menyapa. “Assalamu’alaikum adik?” laki-laki tadi menyapa salah seorang anak kecil
“Siapa nama kamu?” Tanya laki-laki itu lagi yang ternyata adalah guru ngaji mereka (TPA).
”Wa’alaikum salam Paman, nama saya IMAN.” Jawab anak kecil dengan nada khas yang agak cadel.

”Apa kabarmu hari ini IMAN?”
”Alhamdulillah baik, Paman.”, kata ibuku kalau ada yang menanyakan kabar, maka harus dijawab dengan Alhamdulillah dulu. Karena .... apa ya? Ah, saya lupa paman..!!
Laki-laki tadi mengeluarkan sebungkus kue dan permen dari tasnya. Dikumpulkannya anak-anak kecil itu di bawah pohon rindang dan dibagi-bagikan kue itu.
”Iman, tolong kesini, coba ceritakan pengalaman adik kepada teman-teman, yang lain harus mendengarkan ya!”
Dengan polos anak kecil itu bercerita tentang kesehariannya, sedangkan teman-temannya mendengarkan sambil asyik menikmati kue dan permen.

Dengan wajah imut dan sedikit malu-malu, anak kecil itu mulai membuka pembicaraannya.

Teman-teman, perkenalkan nama saya Iman. Saat ini saya masih dalam proses pertumbuhan dan perbaikan diri. Tolong dengarkan cerita saya ya!

Saya mempunyai seorang ibu yang baik.
Setiap hari ibu selalu memberi saya makan lima kali sehari.
Yang pertama saya selalu makan dengan nasi SHUBUH, itu waktunya pagi-pagi sekali, yang saya ingat waktunya sebelum matahari terbit.
Biasanya siang hari perut saya sudah lapar lagi. Makanya ibu memberi makan dengan menu Dzuhur. Tidak berapa lama ibu memberi saya kue ASHAR ketika saya lelah bermain-main.
Setiap petang ibu selalu menyuruh saya pulang dan bersih-bersih badan. Habis itu waktu yang saya tunggu-tunggu tiba. Menu Maghrib kesukaan saya siap disantap.
Belum puas dengan menu itu beberapa saat kemudian ibu memberi saya Nutrisi Isya’.
Ibu saya sungguh baik. Dia selalu menyiapkan tepat waktu. Jadi saya selalu memakannya di awal waktu dan secara bersama-sama (Jamaah)
Itulah makanan saya setiap hari. Jika satu saja terlewat atau lupa maka tubuh saya akan sakit. Tubuh saya lemas dan tidak punya tenaga. Karena itu semua adalah makanan pokok saya.
Untuk menambah energi dan mempercepat pertumbuhan selain makanan pokok itu, ibu juga memberikan makanan pembuka dan penutup sebelum dan setelah makanan pokok. Menunya enak sekali yaitu Puding Rawatib. Wah kalau sudah nyobain, pasti ketagihan. Puding itu untuk menyempurnakan makanan pokok saya. Karena ketika makan, saya sering nakal dan tidak khusyu’, jadi gizi yang ada pada makanan pokok itu tidak bisa masuk semuanya, makanya ibu memberi saya puding yang enak sekali.

Saya mempunyai 30 teman yang senantiasa saya kunjungi secara bergantian setiap hari. Teman-teman saya itu bermarga JUZ yang merupakan bagian dari keluarga besar Qur’an. Setiap hari saya mengunjungi satu JUZ. Melalui dialah saya bisa mendapat ilmu baru, nasihat-nasihat dan petunjuk yang tidak bisa kudapatkan dari yang lain.

Setiap pagi saya selalu menantikan indahnya matahari. Ketika matahari sudah sepenggalah, datanglah paman Dhuha mengajakku bersua. Biasanya 2,4,6,atau 8 kali. Sungguh paman Dhuha mampu memberikan kehangatan dalam diriku.

Selain paman Dhuha saya juga mempunyai tetangga bernama bibi Infak. Setiap hari bibi Infak juga selalu menghampiriku. Bibi Infak mengajakku untuk bermain dengan anak-anak yang kurang mampu. Kata bibi saya juga harus memperhatikan dan membantu mereka. Saya juga tidak boleh mengejek mereka karena mereka adalah saudara kita juga. Betapa nikmatnya ketika saya bisa berbagi dan bermain dengan mereka.

Itulah keseharianku. Tetapi sebentar ada yang terlupa.
Oya, saya hampir lupa.
Setiap malam ketika saya tidur, saya sering tidur bersama kakak Tahajud. Kakak sering membangunkanku untuk mengingat kembali apa saja yang telah saya lsayakan seharian ini. Tetapi saya bingung. Kakak tahajud sering menangis, sayapun jadi ikut menangis. Walaupun menangis, setelah bercengkerama dengan kakak tahajud tubuhku menjadi segar dan bersemangat.

Itulah keseharian saya. Saya merasa sangat beruntung mempunyai ibu, paman, bibi, kakak, dan teman yang selalu memberikan hal-hal yang sangat berguna dalam diri saya. Makanya sekarang saya menjadi sehat dan tidak mudah sakit. Kata ibu, jika teman-teman ingin sehat, maka contohlah keseharianku.
Karena saya masih kecil sayapun sering kembang dan kempis. Saya berkembang jika saya senantiasa melaksanakan perintah ibu, paman, bibi, dan kakakku. Tetapi saya akan mengempis jika saya meninggalkannya.

Anak kecil itu lalu berdoa
”Ya Allah tolonglah saya dan teman-teman saya, ya Allah !!!
”Hanya Engkau yang bisa menolong kami”
”Amin”

Lalu dengan suara lantang dia berteriak ”SAYALAH IMAN” Read More......

mau pemimpin baik? perbaiki dulu diri kita...

SOLUSI KEPEMIMPINAN RI

Pergantian pemimpin selalu terjadi di setiap negara. Pada umumnya pemimpin-pemimpin itu mempunyai andil besar bagi upaya untuk memajukan bangsa dan negara. Dari waktu ke waktu rakyat semakin makmur dan kondisi negara semakin kuat. Itulah dambaan ideal sebuah pergantian kepemimpinan.

Berbeda dengan republik ini, setiap terjadi prubahan kepemimpinan, rakyat umumnya semakin sengsara. Negara ini semakin lemah, terutama di bidang ekonomi. Maka unjuk rasa selalu terjadi, rakyat tidak sabar lagi menunggu lebih lama untuk menanggung derita. Jari telunjuk diarahkan kepada pemimpin. Pemimpin disalahkan, pemimpin dihujat, dan pemimpin dituntut mundur. Begitulah yang terjadi setiap periode.

Benar, kalau kita bicara tentang siapa yang salah, terkait dengan buruknya mentalitas para penegak hukum dan bobroknya masyarakat, maka yang paling berhak disalahkan adalah para pemimpin, terutama Kepala Negara. Mereka bertanggung jawab dunia akhirat.

Oleh karena itu, 14 Abad yang lalu Rasul saw telah menngingatkan
Sesungguhnya jabatan itu adalah amanah dan sesungguhnya pada hari kiamat nanti ia menjadi (sebab) kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mendapatkannya dengan benar dan melaksanakan kewajiban yang dibebankan atasnya dari jabatan itu. (HR. Muslim 4823)

Menyalahkan memang mudah, tapi kita seharusnya introspeksi diri. Mengapa bangsa ini terus-menerus mendapatkan pemimpin yang tidak/kurang baik?

Pada kesempatan lain Rasulullah saw bersabda
Hendaklah kamu menyuruh kepada yang ma’ruf, hendaklah kamu mencegah kemunkaran, hendaklah kamu menggalakkan kebaikan, dan jika tidak, Allah Ta’ala pasti menimpakan adzab atas kamu semua atau memberikan kekuasaan atasmu kepada orang yang buruk di antara kamu, lalu orang-orang baik di antara kamu berdoa dan Allah tidak mau mengabulkan kamu (HR. Ahmad 23360)

Inilah persoalan yang lebih penting yang selama ini sangat kurang diperhatikan. Ternyata salah satu sebab munculnya pemimpin yang buruk adalah kesalahan yang ada pada rakyat sendiri, yaitu karena rakyat bersikap cuek, tidak peduli apakah orang disekitarnya melaksanakan sholat 5 waktu dan kewajiban-kewajiban lainnya. Tidak peduli bahwa lingkungannya terjadi kemaksiatan dan kemunkaran. Karena kesalahan seperti ini Allah Ta’ala menghukum kita dengan memberikan kekuasaan kepada orang yang buruk dan ketika pemimpin yang buruk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang menyengsarakan rakyat orang-orang baik berdoa tapi Allah ta’ala tidak mau mengabulkannya

Maka tunggulah Pemilu kapanpun. Jika sikap rakyat masih seperti ini, pemimpin yang terpilih besar kemungkinan hanya pemimpin-pemimpoin yang buruk. Nabi Muhammad saw telah menyatakan
Sebagaimana keadaan kamu, begitulah kamu diberi pemimpin (Musnad Ibn Syihab 577)

Ibaratnya, kalau mayoritas penduduk suatu kampung adalah pemabuk, jangan mengharap munculnya kepala desa yang taat beragama. Sebab kualitas pemimpin hampir selalu sama dengan kualitas mayoritas rakyatnya.

Anda ingin Indonesia berubah? Ingin mendapatkan pemimpin yang baik, yang membawa rakyat pada kehidupan makmur yang diridloi Allah ta’ala?

Mari kiat gerakkan bangsa Indonesia untuk melaksanakan sholat 5 waktu dan memakmurkan amsjid. Mari kita galakkan semuanya untuk mengamalkan segala kebaikan. Jika mayoritas rakyat Indonesia berkualitas baik, maka pemimpin yang muncul pastilah pemimpin yang berkualitas baik. Sholat 5 waktu dan memakmurkan masjid adalah langkah-langkan awal perbaikan kondisi ummat. Tanpa ini upaya-upaya lain tidak akan efektif. Karena orang yang aktif ke masjid diberi kesaksian sebagai orang yang beriman dan yang malas menghadiri sholat Isya’ dan shubuh diindikasikan sebagai orang munafik.

Allah Ta’ala berfirman,”Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah itu adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat...(At Taubah : 18)

Rasul saw bersabda,” Tidak ada sholat yang lebih berat bagi orang-orang munafik daripada sholat shubuh dan isya’. Seandainya mereka tahu nilai yang terkandung di dalam kedua sholat itu, pastilah mereka mendatangi (masjid tempat) kedua sholat itu meskipun dengan merangkak. (HR. Bukhori 617)

Selain itu, aktif ke masjid menyebabkan seseorang akrab dengan masjid, menjadi ringan untuk menghadiri kajian-kajian agama, sehingga ilmu dan amalnya meningkat. Maka iman dan takwanyapun menjadi kuat. Mari bersama perbaiki bangsa mulai dari diri kita sendiri

(dikutip dari Renungan Sholat Berjamaah – M. Zubaidi) Read More......

Just Say, ”STOP” (inikah cinta???)

Ternyata telpon-telponan tiap hari itu megasyikkan juga. Apalagi yang telpon adalah seorang wanita/cewek/akhwat atau apapun sebutannya. Dari ujung telpon terdengar suara lembut, manja, lucu, dan ngangenin. Itulah tabiat laki-laki yang bergejolak hatinya. Tiap hari, ada saja hal yang diomongin. Dari hal sepele sampai hal yang tidak penting, tetapi semua itu menjadi berkesan dan membuat suasana jadi berwarna.

Mungkin itulah kondisi yang kualami beberapa hari ini. Kejadian ini bermula ketika beberapa hari setelah aku menjalani Diklat Kesamaptaan (sebulan bersama Kopassus). Setelah satu bulan lebih aku terkungkung dalam suasana yang tertekan, penuh keterbatasan, dan terikat pada peraturan. Hal ini berdampak pada kondisi hatiku juga, sehingga hati ini mengalami kefuturan. Sebulan tanpa ada komunikasi dengan pihak luar membuat kerinduan hati semakin mendalam. Rindu pada orang tua, teman, sahabat, dll.
Kerinduan pada orang tua dapat terobati ketika aku pulang kampung waktu pemilu kemarin. Alhamdulillah dapat libur 4 hari, lumayan bisa silaturahmi dengan keluarga di rumah.
Hari-hari itu ada seorang akhwat yang sering mengirim SMS ke Hpku. Isinya sih biasa aja, Cuma menanyakan kabar dan kesibukan. Dalam kondisi kefuturan dan kejenuhan setelah samapta, aku membalas semua SMS itu karena aku berpikir mungkin ini saatnya aku mengobati kekeringan hatiku. Siapa tahu aku bisa ngobrol dan curhat sama dia. Ternyata kesempatan ini dimanfaatkan syetan untuk terus menggodaku. Pada dasarnya akulah yang salah. Mungkin akhwat itu menganggap hal ini adalah hal biasa, tetapi aku menganggap ini adalah hal yang ”luar biasa”.

Awalnya kami Cuma saling kirim SMS saja. Terus berlanjut ke friendster dan facebook, dan akhirnya berbincang-bincang melalui telepon menjadi rutinitas.
Ketika telepon, kami ngobrol kesana-kemari membicarakan berbagai macam hal.
Suatu hari akhwat tadi meneleponku, dia ingin menceritakan suatu hal tentang masa laluku di SMA. Dia mengingatkanku pada pengalaman cintaku ketika SMA. Alhamdulillah, sebagai lelaki normal Allah Ta’ala mengaruniakan perasaan cinta kepadaku. Tetapi Allah masih melindungiku, sehingga aku tidak pernah menyatakan rasa cintaku kepada wanita itu. Karena aku yakin jika aku mencintai seseorang, aku berusaha untuk tidak menyatakannya kepada orang yang kucintai, tetapi akan kuceritakan kepada Maha Penguasa Hati. Karena dengan kehendakNya aku bisa meraih cinta yang suci, bukan cinta yang penuh dengan nafsu duniawi.

Pernah kukatakan pada diriku sendiri,”Wahai diri, jika kau mencintai seseorang, mengadulah kepada Allah, jangan kau mengadu kepada makhluk. Karena ini adalah masalah hati. Maka mintalah kepada Sang Maha Pemilik Hati.”

Dalam obrolan yang lain, kami lebih sering membuang waktu untuk pembicaraan yang kurang bermanfaat. Walaupun waktu terbuang, tetapi aku merasakan suatu nuansa kebahagiaan dalam hatiku. Entah apakah ini suatu anugerah ataukah suatu musibah. Aku masih sulit untuk membedakannya.

Tetapi ternyata aku terbuai dan terlena, jadwal harianku kacau balau. Aku lebih sering tidur larut malam yang berakibat susah bangun Tahajud. Kerjaan tidak tenang karena selalu menanti dering telepon dan nongkrong didepan komputer untuk mengecek comment di friendster dan facebook. Amalan-amalan harianku berantakan, kepekaan sosialku menurun, dan kegigihan berjuangku menjadi anjlok. Itulah kondisiku beberapa hari lalu.

Sampai suatu ketika, aku dihadapkan pada satu kondisi yang mengharuskan aku untuk bergerak cepat. Aku mendapat amanah menjadi sekretaris suatu kegiatan daurah/training. Alhamdulillah Allah masih memberiku kesempatan untuk berkontribusi untuk kepentingan ummat. Karena sudah lebih dari satu bulan aku tidak aktif dalam kegiatan-kegiataan seperti ini. Aku kangen dengan kesibukan ekstrakurikuler semasa kuliah. Walaupun waktu terbuang, tapi waktu itu habis untuk kegiatan yang bermanfaat. Bukan habis hanya untuk bersenda gurau yang tidak jelas.
Akhirnya Allah membuka kembali potensi dan militansiku yang sekian waktu telah terpendam.

Proposal yang ditolak, survei lokasi sampai ditangkap polisi (baru kali ini aku berani memelototi polisi dengan tatapan tajam, biasa, karena polisi itu minta hal yang aneh-aneh), di lokasi survei bertengkar sama monyet (dikejar sama monyet), dan lain-lain. Itulah beberapa kejadian yang mewarnai hariku. Walaupun kelihatannya sepele, hal itu sedikit membangkitkan motivasi perjuanganku.

Akhirnya pada suatu sore sepulang dari kantor aku memberanikan diri untuk menelepon akhwat tadi. Awalnya kami berbincang-bincang seperti biasa. Sampai ditengah perbincangan, Allah mengaruniakan ide untuk mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak aku rencanakan. Saat itu dengan nada datar dan sedikit santai aku mengatakan bahwa apa yang kami lakukan selama ini (saling telpon, chatting, SMSan) tidak baik untuk kesehatan kami. Mulai dari kesehatan telinga, kantong, sampai ke kesehatan hati. Dan kesehatan hati lah yang paling rawan, karena bisa mempengaruhi semua kehidupanku. Aku tidak menjelaskan berbagai macam hal tentang tata cara hubungan antara ikhwan dan akhwat. Karena aku yakin dia sudah tahu dan mengerti. Tetapi aku hanya mengatakan hal-hal prinsip yang dapat menyelamatkan kami berdua dari jurang fitnah dan kesia-siaan.
Aku tidak tahu apakah akhwat itu menangis atau tidak. Karena dulu aku juga pernah melakukan hal serupa, tetapi saat itu aku hanya berani mengungkapkannya melalui SMS. Dan hal itu sudah cukup untuk membuatnya menangis. Pada dasarnya aku tidak tahan melihat akhwat menangis, karena aku akan teringat kepada ibu dan kakak perempuanku.

Mengatakan hal tersebut memang berat dan butuh sedikit ”nekat” dan pemaksaan terhadap diri sendiri. Tapi Insya Allah hasil akan menghasilkan suatu ketenangan hati. Alhamdulillah, sesaat setelah kututup telepon itu, hatiku menjadi lebih tenang dan segar. Jiwaku yang semula terasa redup kini bersinar kembali. Aku bisa lebih PeDe berhadapan dengan kawan dan ikhwah yang lain. Karena beberapa hari ini aku malu jika bertemu mereka karena kondisi kefuturanku.

Aku melakukan hal itu karena berdasarkan pengalamanku juga. Aku mempunyai seorang teman kos. Dulu dia adalah seorang aktifis yang berprinsip. Tetapi setelah dia kenal dengan seorang cewek (bukan akhwat lho) dan dia terbuai, akhirnya segala macam prinsip yang dari dulu dia pegang lama-kelamaam luntur. Jadwal sholatnya berantakan, mulai jarang menghadiri kajian, tidak mengenal lagi batas pergaulan laki-laki perempuan, dan berbagai hal yang menyimpang dari prinsip keislaman.
Aku tidak ingin seperti itu. Akan menjadi sebuah penyesalan, jika kebiasan baik yang sudah kubangun sejak dahulu akan luntur dan hilang gara-gara hal yang sepele. Mumpung masih ada waktu, keberanian, dan kekuatan dari Allah, aku berusaha menyelamatkan diriku dan akhwat itu sedini mungkin agar perjalanan hidup ini tidak terwarnai oleh penyesalan yang diakibatkan karena kelalaian.

Astagfirullah al’adzim.....Ampunilah kelalaianku ya Allah...
Terima kasih Engkau masih menyelamatkan kami dari pintu kemaksiatan ini.... sebelum ajal menjemput kami...

Untuk ukhti _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Engkau tidak bersalah, itu hanyalah kelalaian kita bersama.
Terima kasih atas cerita-ceritanya....
Terima kasih atas kenangannya...
Mohon maaf atas segalanya....

Mari kita ambil hikmahnya .... dan tetap jaga silaturahim kita....

“ ternyata Allah telah mengujiku melalui dirimu.....
dan mengujimu melalui diriku... “


Based on true story.....
Khoms, 210409 Read More......

Nikmatnya merokok ???

Kata orang yang hobi merokok, rokok itu nikmat dan bisa membangkitkan semangat hidup. Menurut mereka suatu hari itu tidak lengkap jika tidak ada kepulan asap rokok di mulut mereka.

Sebaliknya bagi orang yang tidak suka merokok, asap rokok adalah sesuatu yang sangat mengganggu dan sesuatu hal yang sia-sia.

Kalau ditinjau dari segi hukumnya, ada ulama yang meMAKRUHkan rokok, bahkan ada pula yang mengHARAMkan merokok itu. Tentunya para ulama itu mempunyai dasar dan alasan masing-masing.

Saudaraku mari kita renungkan sejenak

Coba hitung, jika saja kita adalah seorang pemuda berusia 22 tahun, merokok minimal 1 bungkus sehari. Jika saja harga satu bungkus rokok itu Rp 8.300,- maka dalam satu tahun kita telah menghabiskan Rp 3.000.000,-. Jika Allah Ta’ala memberikan umur sampai 65 tahun dan kebetulan dia masih tetap merokok. Maka dia telah menzalimi dirinya selama 43 tahun (65-22) dan dia telah membakar uang sebanyak Rp 129.000.000,-. Jumlah itu jika dia hanya merokok satu bungkus setiap hari. Bagaimana jika dia merokok 2 atau 3 bungkus per hari? Tentunya uang yang dia bakar juga membengkak menjadi rp 300.000.000,-.

Saudaraku, ingatlah bahwa dihari pembalasan nanti akan ada pertanyaan seputar harta yang kita miliki. DARI MANA KITA MEMPEROLEH HARTA dan KEMANA KITA MEMBELANJAKAN HARTA ITU.

Seandainya nanti ada pertanyaan,” Hai fulan, kemanakan uang sebanyak Rp 300.000.000 telah kau belanjakan selama hidupmu, apakah hanya kaubakar sebagaimana engkau merokok?

Tentunya si fulan akan menjawab,”BENAR.” karena pada hari itu mulut akan dikunci dan berkatalah tangan, kaki dan anggota tubuh kita. Tidak ada dusta dalam persaksian itu. Semua bersaksi dengan sebenar-benarnya.

Rp 300.000.000,- telah kau habiskan untuk merokok, apakah kau sudah berhaji?

Apakah kau sudah berzakat atas hartamu?

Apakah kau sudah menyembelih hewan kurban?

Apakah sudah kau nafkahi keluargamu dengan layak?

Satu jawaban untuk pertanyaan tersebut,”BELUM”

Jika pertanyaan yang sama ditanyakan kepada orang yang menghindari kesia-siaan (merokok) maka jawabannya

“Dengan uang itu saya telah lebih dari 10 kali berhaji/umrah,

zakat harta 25 juta/tahun,

saya berkurban 3 ekor sapi

keluarga hidup layak, dan berbagai kenikmatan lainnya.

belum lagi kesaksian organ tubuh lain yang merasa tersakiti akibat racun dalam rokok tersebut. Paru-paru, liver, jantung dan anggota btubuh lain akan menuntut balas pada kita.

Ingatlah saudaraku,

Bukankah saat ini kondisi umat Islam di Indonesia banyak yang berada di bawah garis kemiskinan?

Harga melambung tinggi, banyak rakyat tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup mereka. Untuk makan saja sulit!!!

Bukankah Rasulullah saw telah menganjurkan pada kita untuk memperhatikan saudara kita yang sangat menderita, kelaparan, kurang gizi,. Rendah pendidikan dan lemah akidahnya!!

Sementara itu, akibat budaya merokok, selama beratus-ratus tahun umat Islam Indonesia mewariskan generasi sakit, malas, bodoh, dan miskin.

Apa kita tidak sadar bahwa merokok itu bukanlah meningkatkan semangat kita, tetapi dengan merokok kita telah menzolimi tubuh kita sendiri. Padahal Allah Ta’ala menciptakan tubuh kita dengan sebaik-baiknya dan anugerah ini harus kita jaga, bukannya kita rusak

Saudaraku, mari kita berusaha bersama-sama untuk mengurangi dan menghilangkan kebiaaan hidup yang penuh dengan kesia-siaan. Akan jauh lebih bermanfaat jika harta yang kita miliki kita gunakan dalam jalan dakwah untuk meneyeru manusia ke jalan kebenaran dan kesabaran.

Wallahu ‘Alam

Inspired by “Sabila Akhbar Press”

Read More......

Ga ada gunanya mengeluh…

Namanya aja kereta ekonomi. Ya, yang penting bisa nyampe tujuan dengan selamat. Molornya waktu perjalanan adalah salah satu konsekwensi yang harus ditanggung.

Suasana kusam, lusuh, dan sumpek menghiasi kereta api Brantas yang kutumpangi. Setelah kemarin liburan enam hari di rumah, sekarang saatnya berjuang lagi untuk kuliah dan menatap kegiatan-kegiatan yang sudah merindukanku.

Normalnya sih kereta itu jam 06.00 harusnya sudah sampai di Jatinegara. Tapi sekarang sudah jam 06.30 tapi masih sampai di Cikampek. Padahal nanti jam 08.00 aku ada kuliah dan dosen yang ngajar terkenal galak (kata teman-teman sih!!). kalo diperkirakan perjalanan dari cikampek ke jakarta masih 2-3 jam lagi. Waduh pasti telat hari ini.

Dalam suasana seperti inilah kesabaran, ketenangan, dan sikap khusnudzon diuji. Dalam suasana pengap, bau badan tersebar kemana-mana, kegaduhan pedagang yang berlalu lalang semakin menambah penat pikiran ini. Apalagi jika ditambah dengan beban pikiran bahwa nanti ada kuliah pagi. Wah, pikiran buntu, hati panas, badan pegal mungkin itulah yang aku rasakan. Sulit untuk berpikir positif.

Dalam hati akupun sempat merenung. Dulu aku sering membaca buku dan artikel tentang kesabaran, khusnudzon, dll. Apakah itu sudah aku implementasikan atau belum?

Mungkin melalui kejadian ini Allah Ta’ala memberikan kesempatan padaku untuk berupaya mengimplementasikan apa yang telah kupelajari. Dalam liqo’/mentoring aku sering menasihati teman-teman untuk selalu sabar. Karena aku sering menasihati, konsekwensinya aku sendiri harus bisa lebih sabar dari pada orang lain. Aku harus mencoba lebih dulu.

Dalam kondisi seperti ini, segala umpatan, kemarahan, cacian tidak ada gunanya. Toh, walaupun kita mencaci-caci sampai bibir kita dowerrr, kereta juga ga akan lebih cepat. Walaupun kita marah-marah, kereta juga ga akan bisa terbang. Walaupun kita terus memelototi rel atau ngomeli petugas kereta, kereta juga tetap seperti itu. Dan malah mungkin kita kan balik dimarahi petugas kereta itu. Jadi, nafsu apapun yang kita lakukan, baik itu marah, cacian, umpatan ataupun diam saja hasilnya juga akan sama, kereta melaju seperti biasa, tidak bertambah cepat atau menjadi lambat.

Trus akupun berpikir...

Dari pada aku marah-marah, mendingan berdzikir atau nglakuin hal-hal yang bermanfaat. Kalo tidak bisa, setidaknya tidak menimbulkan potensi dosa bagi diriku. Contohnya tidur.daripada capek-capek marah mendingan tidur. Bener ga? Apalagi kalo kita sempat berdzikir. Itu akan jauh lebih baik.

Yang bisa aku lakukan adalah hanya berharap dan berdoa pada Allah Ta’ala agar kereta bisa selamat sampai tujuan dan aku diizinkan masuk kuliah walaupun terlambat. Allah Ta’ala memberikan ujian ini pasti ada hikmah dan manfaat yang bisa aku ambil. Tidak ada sesuatu yang sia-sia dalam setiap ciptanNya. Itulah yang harus aku tamankan berkhusnudzon pada Allah Ta’ala. Tidak usah mencari-cari kesalahan orang lain. Lakukan saja yang terbaik yang bisa kita lakukan dalam kondisi seperti itu. Dalam situasi seperti ini, ilmu, pengalaman, dan nasihat yang pernah aku pelajari lebih terasa manfaatnya. Dan inilah saat yang tepat untk menerapkannya.

Dengan berbekal kesabaran dan ketenangan, akhirnya jam 08.45 kereta sampai di Jatinegara. Kupanggil abang tukang ojek yang dengan ”beringas” mengantarku ke kos. Setelah beres-beres, akhirnya jam 09.30 akupun berangkat untuk kuliah. Walaupun telat 1,5 jam, aku haruis masuk kuliah.

Kuketok pintu, kuayunkan kakiku melangkah kedalam kelas. Semua mata tertuju padaku seolah-olah mereka ingin menerkamku. Suasana hening sejenak (maklum dosennya lumayan galak). Aku langsung maju kedepan menghadap dosen. Permintaan maaf dan permohonan untuk mengikuti kuliah terlontar dari bibirku dengan susunan kata dan nada yang lembut. Hatiku deg-degan, berdebar. Pikiranku membayangkan kemungkinan terburuk. Alhamdulillah, untungnya dosen tidak marah. Itulah hikmah dan buah dari menjalin silaturahmi(relationship). Karena aku sudah lumayan kenal dekat dengan dosen itu. Sebagai konsekwensi akupun harus nyanyi lagu ”Bendera Merah Putih” dan ”Satu Nusa satu Bangsa”. Yah, setidaknya bisa membangkitkan semangat kebangkitan Nasional.....


khoms 220508

Read More......

KONTEMPLASI


Detik, menit, jam, hari berlalu begitu saja. Dia tak pernah kembali menghampiri diri. Kita diberi jatah 24 dalam sehari, tidak kurang dan tidak lebih.

Bagi orang yang aktif, mungkin 24 jam terasa sangat singkat, terasa kurang untuk melaksanakan amanah dan kewajibannya terhadap Allah Ta’ala dan bagi ummat.. Tetapi bagi orang malas, 24 jam terasa sangat lama, mereka mencari-cari aktivitas untuk menghabiskannya, baik dengan hura-hura, ngerumpi atau kegiatan yang kurang bermanfaat lainnya.

Saudaraku…

Manusia diciptakan Allah ta’ala untuk senantiasa beribadah pada Nya.

Mari kita renungkan dalam hati, apa saja yang kita lakukan hari ini?

Apakah hari ini kita sudah bermanfaat bagi orang lain?

Atau malah banyak mendzolimi teman kita?

Sudahkah Sholat fardlu engkau laksanakan? Atau engkau tinggalkan hanya karena kemalasan?

adakah peningkatan kebaikan dalam diri? Atau malah peningkatan dosa yang semakin menggunung tanpa kita sadari?

Saudaraku…

Lidah tidak bertulang, sudahkah engkau menjaganya? Berapa banyak hati yang tersayat akibat lidahmu?

Kata-kata kotor dan kasar masihkah menghiasi bibirmu yang indah itu?

Apakah engkau mulai berteman dengan syetan dengan ujub dan sombongmu? Masihkah kau pelihara iri, dengki, dan penyakit hati?

Allah Ta’ala memberikan mata yang indah padamu. Mampukah engkau menjaganya? Atau kau biarkan dia memelototi nafsu penuh dosa?

Tegakah kau makan daging saudaramu sendiri dengan Su’udzon dan Ghibah?

Apakah riya’ selalu mewarnai amalanmu? Tuluskah niatmu dan apakah Allah ta’ala berkenan menerima amalanmu?

Saudaraku…

Manfaatkanlah waktumu. Kita tidak tahu sampai kapan Allah Ta’ala memberikan jatah hidup. Bisa saja esok engkau sudah terbalut kain kafan. Tiada guna penyesalan ketika maut menjemput..

Tidak ada Injury Time dalam kehidupan.

Ya Allah….

Hanya pada Mu aku mohon ampun

Jagalah diri ini dan jauhkan dari setiap kemaksiatan yang selalu mengintai Ya allah…

Berilah hambaMu kesempatan untuk meminta maaf pada teman-teman yang telah aku dzolimi, teman-teman yang telah kusakiti. Berilah aku kesempatan ya Allah.. sebelum ajal menjemputku.

Kepada siapa lagi aku meminta pertolongan selain kepada Dzat yang Maha kuasa atas segala sesuatu?

Khom’s, 18 april 2008

Read More......

UbaH paRadiGma……sunnah

UbaH paRadiGma……sunnah

Sejak dari TK sampai SMA kita diajari bahwa suatu amal disebut sunnah adalah bila dikerjakan akan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak apa-apa. Mungkin itulah yang sudah terpatri dan kita jadikan dasar dalam memandang hal yang sunnah

Untuk meningkatkan motivasi kita dalam beramal, mari kita ubah sedikit pandangan kita mengenai sunnah tanpa mengubah makna asalnya.

Pandangan kita dalam melihat amalan sunnah hendaklah beranggapan bahwa suatu amalan yang bila dikerjakan akan mendapat PAHALA dan bila ditinggalkan maka kita merasa RUGI karena telah meninggalkan sesuatu yang dapat menambah kebaikan pada diri kita.

Untuk lebih mudahnya, mari kita bayangkan .....

Suatu hari Arif (bukan nama sebenarnya) diberi ayahnya sebuah tas yang di dalamnya berisi uang sejumlah 10 juta. Uang itu dijamin halal dan nyata-nyata pemberian ayahnya. Ayahnya berkata bahwa Arif dipersilakan untuk memilih. Arif boleh mengambil uang itu atau menolaknya.

”Jika kamu ambil maka uang itu akan bermanfaat bagimu dan bila tidak kamu ambil maka tidak ada hukuman bagimu dan kamu tidak mendapatkan apa-apa.” kata ayah pada Arif.

Seandainya kita adalah Arif, apa yang akan kita lakukan ???

Saat itu Arif punya kesempatan untuk mengambil dan memanfaatkan uang yang jelas halal itu. Dan kesempatan itu belum tentu akan terulang lagi

Jika Arif menerima uang itu, tentu dia akan sangat bahagia. Dia bisa memanfaatkan uang itu sesuai keinginannya

Jikalau Arif tidak menerima (menolak) uang itu, maka bisa dibilang dia benar-benar bodoh, karena melewatkan kesempatan emas tersebut. Dia akan sangat rugi dengan tindakannya itu.

Jika kita ada di posisi Arif, kita AMBIL atau kita TOLAK uang itu?

Itulah sedikit gambaran tentang fenomena amalan sunnah yang disediakan Allah Ta’ala sebagai penyempurna ibadah wajib kita dan sebagai ibadah tambahan bagi kita.

Ayo kita budayakan amalan sunnah dalam keseharian kita. Mulai dari sholat rawatib, tahajud, dhuha, tilawah, infak, puasa senin-kamis, puasa daud, dan amalan sunnah lain. Tentunya sesuai dengah kemampuan kita masing-masing. Karena kapan lagi kita bisa maksimal beribadah kepada Allah Ta’la kalau tidak saat ini. Mumpung kita masih diberi kesempatan untuk hidup, mari kita manfaatlan sebaik mungkin. Kalau kain kafan sudah menyelimuti diri, ajal sudah terjadi, maka penyesalan tiada berarti.

Khom’s 1 juni 08

Read More......

ABOUT ME & MY MOM

ABOUT ME & MY MOM

Pulang kampung adalah hal yang sangat kurindukan. Setelah lebih dari 3 bulan berkutat di perantauan, rasa rindu semakin tak tertahankan. Bapak, Ibu, kakak..... aku kangen!

Walaupun hampir setiap hari ibu selalu menghubungiku lewat telepon, tetapi itu tidak cukup untuk mengobati kerinduan ini.

Akhirnya aku pulang juga. (liburan pemilu legislatif 2009)

Berkumpul dan berdiskusi dengan keluarga adalah momen langka dalam hidupku. Karena sejak kecil aku tidak terbiasa curhat atau mengadu kepada keluargaku. Aku terbiasa memendam masalah itu sendiri dan berusaha menyelesaikannya sendiri. Dan kalaupun ada masalah yang berat, akan kudiskusikan pada teman atau ustadz yang kukenal. Intinya aku merasa bahwa aku tidak ingin merepotkan orang tuaku lagi, karena mereka sudah terlalu banyak berjuang dan berkorban demi aku. Dan sampai saat ini aku belum mampu membalasnya. Maafkan aku ibu...

Hari itu adalah hari kamis malam, setelah ikut pengajian dan bantu bersih-bersih masjid di depan rumahku aku berbincang-bincang dengan ibuku (beliau adalah sosok panutan dan wanita yang sangat kusayangi)

Perbincanganku dengan ibu membicarakan banyak hal tentang perjalanan hidup yang akan kulalui. Mulai dari masalah pekerjaan, menikah, pendidikanku, kewajibanku terhadap orang tua, dan tak lupa kami juga berdiskusi tentang masalah keIslaman (karena ibuku juga seorang aktifis di organisasi Aisyah/Muhammadiyah)

Masalah pekerjaan, ibu mengatakan bahwa ibu sangat bersyukur pada Allah karena pekerjaan sudah tersedia dan itu adalah sebuah amanah yang harus aku laksanakan dengan maksimal. Ibu berpesan bahwa pekerjaan ini adalah salah satu jalan untuk menggapai ridho Allah, jangan sampai pekerjaanku ini menjadi penyebab murka Allah ta’ala.

Dari dulu ibu berpesan padaku bahwa syukur itu mutlak dilakukan. Salah satunya yang ditekankan oleh ibuku adalah aku harus mempunyai anak asuh (anak yatim). Selain itu ibu juga mengatakan bahwa jika ada rezeki, beliau ingin sekali beribadah haji ke Baitullah. Mendengar hal itu hatiku bergetar dan rasanya ingin menangis. Aku selalu berharap semoga Allah mengundang ibuku menunaikan haji melalui perantaraan diriku. Betapa indahnya jika aku bisa memberangkatkan orang tuaku beribadah haji. Suatu kebanggan dan amal nyata dari bakti pada kedua orang tua.

Masalah pernikahan, ibu mewanti-wanti aku agar hati-hati dan tidak salah memilih pasangan hidup. Beliau mengutarakan pendapatnya tentang berbagai macam kriteria yang beliau inginkan. Seperti harus sholihah, punya pekerjaan (sebenarnya aku ingin istriku menjadi ibu rumah tangga atau mempunyai usaha di rumah, sehingga bisa merawat anak-anakku secara maksimal. Aku tidak ingin anak-anakku dibesarkan oleh pembantu. Karena kasih sayang seorang ibu terhadap anak tidak akan tergantikan), selain itu ibuku menyinggung masalah kesukuan dan adat istiadat tentang pernikahan. Karena ilmuku tentang masalah ini masih kurang, aku mengiyakan pendapat ibu.

Walaupun sudah lama berkecimpung di Muhammadiyah, ternyata ibu belum paham tentang hakikat hubungan laki-laki – perempuan dalam hal pacaran. Ibuku, kakak, bu lik, bu dhe.... selalu menanyakan tentang pacar kepadaku. Mereka bahkan mengizinkan aku untuk berpacaran, karena menurut mereka pacaran adalah salah satu jalan pengenalan menuju jenjang pernikahan.

Terang saja aku tidak setuju dengan hal itu. Ketika aku ditanya tentang pacar, dengan jelas kujawab, ”aku tidak mencari pacar, tetapi aku mencari istri karena tidak ada istilah pacaran dalam Islam.” entah keluargaku mengerti atau tidak, tetapi itulah prinsipku.

Di keluargaku aku adalah anak terakhir dan aku satu-satunya anak laki-laki. Semua kakaku sudah menikah dan sudah mempunyai anak. Tinggal aku yang belum menikah. Kapan Ya???

Setelah diskusi panjang lebar tentang kehidupanku, kami akhirnya masuk ke perbincangan tentang pemilu (maklum, karena hari itu tanggal 9 april). Sambil melihat TV yang menayangkan penghitungan cepat oleh berbagai lembaga survey, kami berdiskusi tentanng kondisi politik indonesia. Maklum, selain aktif di Muhammadiyah, ibuku juga sedikit berkecimpung di PAN. Tetapi aku tidak mengatakan afiliasi politikku, khawatir kalau nanti ibu sedikit kecewa.

Perbincangan kami seru sekali. Sampai akhirnya kakakku yang baru datang bertanya bahwa tadi pagi aku nyontreng apa? Langsung kujawab bahwa aku nyontreng PKS. Ternyata ibuku sudah tahu bahwa afiliasi politikku adalah PKS. Aku jadi kaget, kok ibu tahu padahal aku tidak pernah menunjukkan atribut waktu pulang ke rumah. Ibuku lalu menjelaskan bahwa beliau tahu afiliasi politikku melalui buku-buku yang sering kubaca, gaya bicaraku, dan pandanganku terhadap berbagai masalah baik di dalam maupun luar negeri terutama yang menyangkut masalah negeri Islam (Palestina). Yang membuatku bingung adalah ibu juga menyoroti masalah gaya ibadahku. Aku kaget, apa bedanya gaya ibadah orang PKS dengan ibadah pada umumnya? Aku menjelaskan bahwa PKS itu hanyalah sebuah afiliasi politik, dan agamaku tetap Islam. Tuhanku Allah ta’ala, Rasul saw teladanku, Al Quran pedomanku, dll.

Ternyata bukan itu maksud ibukku. Lalu beliau menasihatiku agar berhati-hati dalam ikut partai. Karena dalam pandangan ibuku dan orang-orang daerah, PKS adalah kelompok islam garis keras (seneng demo, seneng jihad, dll) tidak seperti ummat Islam kampung pada umumnya. Lalu aku menjelaskan tentang hakikat Islam sesuai dengan ilmu yang aku miliki. Seneng rasanya bisa berdiskusi panjang lebar dengan ibu mengenai masalah itu. Sehingga aku bisa menjelaskan tentang pandangan hidupku secara terbuka. Karena dulu aku takut untuk mengatakannya kepada ibu. Tetapi sekarang malah ibuku sendiri yang bertanya kepadaku. Alhamdulillah.....

Lalu diskusi kami lanjutkan mengeenai masalah ibadah dan berbagi macam khilafiyah yang menyertainya. Dari diskusi itu aku mendapat banyak ilmu dari ibu dan ibu merasa puas denga berbagai argumen yang kuutarakan mengenai beberapa ibadah. Kami juga menyinggung tentang pembinaan generasi muda di daerah yang masih kurang diperhatikan. Akhirnya kuberanikan diri untuk menjelaskan tentang Liqo/Halaqoh sebagai ajang pembinaan generasi muda. Dan kelihatannya ibuku tertarik.

Tak terasa diskusi kami berlangsung lama, sehingga jam menunjukkan pukul 00.30. karena ngantuk dan esok masih banyak amanah yang harus dikerjakan maka kami megakhiri diskusi itu dan tidur.

Terimakasih ibu, itulah diskusi terindah yang pernah kualami bersamamu. Kuharap engakau tidak kecewa dengan apa yang didapat puteramu setelah sekian lama menuntut ilmu di tanah rantau. Semoga sedikit ilmu yang kubagikan akan bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih atas segala nasihatmu. Dan semoga Allah mengabulkan permohonanmu melalui perantaraan puteramu sebagai tanda baktiku kepadamu..... amin.....

Khoms, 210409

Read More......