Selasa, 30 November 2010

Bukan Barca vs Madrid, Tetapi DIRI vs SYETAN (El Classico)

Jam 02.30 alarmku berbunyi dengan gagahnya. Dua Handphone bersahut-sahutan. Sengaja ku set alarm lebih pagi. Seperti kebanyakan orang, Real Madrid vs Barcelona adalah tujuannya.
Duel el classico memang fenomenal.


Perseteruan abadi dua musuh bebuyutan di kancah liga Champions. Dua tim terbaik berhadapan bukan sekedar demi title, tetapi lebih ke gengsi dan eksistensi.
Jutaan mata seluruh dunia tertuju di Santiago Barnebue, tak terkecuali kita. Oarang-orang Indonesia yang mengaku sebagai penikmat sepakbola, sebagai suporter dan fans fanatik madrid ataupun barca.

Ejekan, cemoohan, dan saling serang mewarnai obrolan antar supporter di warung-warung, di dunia maya, dan di setiap pembicaraan yang mereka lakukan.
………………………………………..
……………………………………….
Dan akhirnya, Barcelonalah bintangnya. Mengubur Real Madrid dengan 2 gol tak terbalas.  diawali kartu merah menyakitkan disusul diusirnya sang entrenador.
Kecewa, sedih, itulah mungkin yang dirasakan pemain Madrid, begitu pula dengan fans fanatiknya.
Dan suka cita mewarnai hari pemain dan supporter Barca.

El Classico yang luar biasa………
El calssico yang mempesona………..
Duel seru abadi yang selalu dinanti,
Dan sang pemenang akan tegak mengangkat kepala menyambut dunia.
………………………………………………
………………………………………………
Tapi itu adalah el classico di ranah Eropa.
Di saat bersamaan juga berlangsung duel seru bertajuk El Classico antara dua musuh bebuyutan.
Bukan di spanyol, bukan di inggris, bukan di Italia, tetapi duel El Classico di dalam diri kita masing-masing.

Pertarungan antara dua musuh bebuyutan, jiwa suci manusia melawan nafsu godaan syetan.
Sadarkah Kita???
Bahwa ternyata di dalam diri kita juga ada duel seru. Bahkan lebih seru dari pada pertandingan Barca vs Madrid yang kita tonton.

Mungkin banyak yang tidak sadar, karena ini memang hal yang tak nampak mata.
Tapi ini nyata dan terjadi.

Dan tahukah kita, apa yang terjadi????
Ternyata malam ini syetan mendulang banyak kemenangan.
Kalau Barca Cuma mencetak 2 gol, kali ini syetan jauh lebih banyak yang berhasil dia sesatkan.
Banyak yang tak peduli lagi dengan sholat shubuhnya,

Alsan ngantuk lah, ketiduranlah, kelupaanlah, dan alasan lain yang dibuat-buat itu adalah bukti kemenangan besar yang diraih syetan.
……………………………………………..
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”
(QS. Maryam : 59)
………………………………………………
Beruntung yang masih sempat melaksanakan sholat shubuh, tetapi mereka agak kesiangan. Dan mereka mengabaikan lantunan indah ajakan menuju limpahan pahala, yaitu panggilan adzan.

dan hal ini bukan cuma sekali dua kali terjadi pada kita.
hampir ketika ada Big match pertandingan sepak bola, godaan syetan selalu datang.

Kita lebih memilih untuk tetap duduk di depan layar kaca menunggu aksi-aksi bintang lapangan.
Kita lebih memilih mendekap selimut sembari menatap TV menunggu gol-gol selanjutnya.
Saat itu sebenarnya diri kita sudah bangun, diri kita mendengar adzan,dan diri kita mampu untuk memenuhi panggilan adzan itu,

tetapi syetan telah memenangkan pertarungan itu. Syetan berhasil ,menyekap kita untuk tetap tinggal di rumah. Tak menghiraukan panggilan adzan yang wajib kita penuhi (bagi laki2 tentunya).
……………………………………………………………
“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak”
[HR Al-Bukhari dan Muslim]

”Sungguh saya ingin memerintahkan para pemuda untuk mengumpulkan kayu bakar yang banyak, kemudiaan saya akan mendatangi orang-orang yang shalat dirumahnya tanpa udzur dan saya bakar rumah-rumah mereka.”
(HR. Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah dan Turmudzi).
……………………………………………………………
Beruntung sekali jika ada yang rela meninggalkan sejenak untuk meninggalkan pertandingan bola untuk mendatangi masjid-masjid Allah, tetapi kita telah melewatkan rangkaian indah ibadah sunnah yang menyertainya. Kita lewatkan sholan sunnah Qobliyahnya. Kenapa??

Karena kita datang ke masjid nunggu iqamat dulu. “sayang ninggalin ni pertandingan bola. Lagi seru-serunya.”
Dan dzikir ba’da sholatpun seolah terlupakan. Begitu salam, langsung cabut pulang ke rumah, menuju depan layar TV kembali.

Dan ternyat kitapun juga melewatkan waktu luar biasa yang disediakan Allah bagi hambanya untuk berduaan dengan Sang Maha Kuasa.
…………………………………….
“Tuhan kita Yang Maha Suci lagi Maha Luhur setiap malam turun ke langit dunia ketika malam tinggal sepertiga terakhir. Dia berfirman: Barang siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan kabulkan permohonannya. Dan barang siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya”
(HR. Muslim)
………………………………………
Waktu sepertiga malam kita habiskan hanya memelototi TV sambil sekali-kali bersorak.
Kita lupa kalau saat-saat itu adalah saat mustajab,

Betapa bahagianya syetan saat ini.
Kemenangan besar mereka raih.
Kesuksesan besar mereka dapatkan,

Disisi lain, kita sebagai manusia kalah telak di el classico ini.
Kita hancur digoda dan dijerumuskan syetan.

Normalnya, jika seseorang itu kalah atau rugi, mereka akan menyesal, sedih, dan intrtospeksi.
Tetapi untuk hal ini sungguh aneh sekali.
Banyak manusia yang telah dikalahkan syetan, tetapi tak ada penyesalan dalam diri kita.
Tak ada rasa sedih yang kita rasakan,
Dan tak ada upaya introspeksi yang kita upayakan.

Apakah sudah sebegitu parahnya kah diri kita??
Apakah sudah sebegitu berkaratnya hati ini??
Sehingga susah sekali cahaya hidayah masuk dalam lubuk hati.

Ketahuilah bahwa syetan itu musuh yang nyata bagi kita, manusia.
Dan syetan itu adalah meakhluk yang lemah.
Trus kenapa kita bisa kalah dengan makhluk lemah bernama syetan?????
Jawabannya, karena diri kita lebih lemah dari syetan

Syetan berhasil menggoda dan menjeruskan manusia buakn karena syetannya yang kuat, tetapi karena manusianyalah yang lemah.
Jadi kekalahan kita dalam duel melawan syetan adalah karena kesalahan kita sendiri.

Mari saudaraku,
Duel dengan musuh abadi masih sangat panjang dan terus berlanjut, kita sadari maupun tidak
Segera ambil langkah nyata, jangan sampai kita menjadi bulan-bulanan syetan lagi.
Jangan biarkan syetan tertawa diatas kubangan dosa yang kita lakuakan
Jangan biarkan syetan berpesta atas kewajiaban yang kita lalaikan.

Bangkit dan perbaiki diri.
Duel el classico selanjutnya sudah menanti……
Diri kita vs syetan…………
Dan pastikan kitalah yang MENANG


A’udzubillhi minassyaithonirrojim
Bismillah……………….






#pagi yang indah di laut utara jakarta#

4 komentar:

Ryan Aziz Al Halim mengatakan...

Beruntunglah orang2 yang memenangi el clasico itu dengan telak.. kemenangan yang luar biasa mas :)

penalizt mengatakan...

Setuju sekali...jazakallah sudah diingatkan...kalau dipikir2, dalam menjalani keseluruhan kehidupan, sebenarnya kita selalu dihadapkan pilihan. Dari sejak terbangun di tengah malam, ada pilihan untuk melanjutkan tidur, mengambil wudhu, atau menghidupkan layar televisi. Setelah itupun kita dihadapkan pilihan kembali, kembali tidur atau membuka mushaf, dan seterusnya... Untuk kemudian semuanya akan ditutup dengan suatu pilihan besar, ingin mengakhirinya dgn khusnul khotimah atau tidak....Dan untuk memilih dgn bijak nurani harus selalu memenangkan setiap duel itu...

khomsun mengatakan...

@ ryan azis :
semoga Allah memberi kekuatan kita untuk memenagkannya

@ lilis :
fa alhama fujuroha wa taqwaha
qod aflaha man zakkaha....
wa qod khoba man dassaha....

bismillah

Anonim mengatakan...

assalamu'alaikum, izin copas akhi....

Posting Komentar