Kamis, 02 Desember 2010

jangan percaya omongan lelaki

Suasana kelas itu terlihat serius, dosen menjelaskan dan mahasiswa mendengarkan materi yang disampaikan.
Dari awal kuliah sampai akhir mau pulang, yang terasa hanya sunyi, senyap, dan hanya terdengar satu jenis suara, yaitu suara dosen yang mengajar.
Memang kelas itu dikenal dengan kelas “kebatinan”.

Cuma dosen terus yang ngomong.
Ketika ditanya, tidak ada mahasiswa yang jawab.

(bisa berarti ini mahasiswanya tidak tahu jawabannya, atau mahasiswanya tahu tapi males buat jawab, atau bisa jadi mahasiswanya ngerasa itu pertanyaan sepele, jadi ga mau jawab. He…he…..tapi kayaknya memang ga tahu jawabannya deh……)

Ketika dosen mempersilakan bertanya, tak ada satupun mahasiswa yang mengajukan pertanyaan.
(bisa berarti mahasiswanya sudah paham semua materi kuliah, atau mahasiswa tidak tahu apa yang mesti ditanyakan karena ga mengerti sama sekali pelajaran yang disampaikan. Dan kemungkinan opsi kedua yang sering terjadi…..)

Dosen pun sedikit memaklumi, karena yang diajarnya adalah para pegawai yang meluangkan waktu sepulang kerja untuk masuk kuliah (kuliah malam)

Di sisa-sisa tenaga itulah mahasiswa memaksakan diri untuk tetap belajar dan mengasah otak.
Memang luar biasa semangatnya dan tentunya banyak motivasi yang melatarbelakanginya.
Ada yang ngejar gelar buat pekerjaannya, ada pengen cepet lululs biar diizinkan nikah, ada yang karena paksaan, dan lainnya.
Apapun motivasinya, kini mereka berkumpul dalam sebuah kelas dan mendengarkan materi dari dosen.
…………………………….

Memang kelas itu beraliran “kebatinan”,
Dosen menjelaskan, mahasiswa diam
Dosen bertanya, mahasiswa tetap tegar dengan ke diam annya
Dosen mempersilakan bertanya, mahasiswa tak bergeming dari diamnya,
Dosen berusaha melucu, susah sekali mahasiswa untuk tertawa, tetap sunyi sepi.
Dosen mengakhiri pelajaran, baru mahasiswa tampak ceria, suara mulai terdengar membahana.
Dasar……!!!!!
……………………………………………

Suatu ketika pria yang sudah cukup umur ini ingin membangkitkan semangat bicara mahasiswanya.
Di lontarkanlah sebuah iming-iming untuk yang bisa menjawab pertanyaan yang beliau berikan.

yang bisa jawab nanti dapat nilai A” begitu iming-imingnya.
Tapi tawaran ini khusus untuk mahasiswi (yang perempuan doang).

wah, ga adil ini pak!” protes mahasiswa (yang laki-laki)
Kalo untuk masalah nilai gini, mahasiswa jadi semangat dan berubahlah suasana kelas yang sunyi menjadi sedikit hidup.
Dan dosenpun tetap pada pendiriannya.
……………………………….

Dan akhirnya ada seorang mahasiswi yang berhasil menjawab.
Girang dia karena akan mendapat nilai A untuk mata kuliah itu.
…………………………….

Berlalulah waktu hingga saat pengumuman nilai semester.
Dan betapa kagetnya sang mahasiswi mendapati nilai C pada mata kuliah yang dijanjikan dosen dapat nilai A.
gimana sih dosennya, kok aku dapet C. kan harusnya nilaiku A” keluh si mahasiswi.
Dengan semangat bergegaslah dia ke ruang dosen untuk memprotes nilainya.
……………………………

“Pak, kok saya dapat nilai C, kan bapak sudah janji bahwa saya dapat nilai A.” protes mahasiswi dengan membara.

Dengan wajah teduh penuh makna sang dosen balik bertanya ke mahasiswi.
“Anda asli jakarta atau dari daerah???”
“saya dari jawa dan disini nebeng di rumah saudara.”terang mahasiswi.

“masing ingat nggak pesan ibu anda ketika mengantarkan anda berangkat ke perantauan?” tanya dosen lagi

Makin bingunglah si mahasiswi. Dicobanya mengingat-ingat masa-masa itu. Lama juga dia berpikir.
“sudah lupa Pak! Memangnya pesan dari orang tua saya apa pak?”

Dengan tersenyum sang dosen menjawab,
“Jangan mudah percaya pada omongan lelaki.”


“??????!!!!!!???%%%$$””




Dari seorang dosen yang melucu

0 komentar:

Posting Komentar