Senin, 22 November 2010

serakah amat sih

 Seperti biasa badrul dan kawan-kawannya nongkrong di warung “Mbok Yuni”
Itulah agenda rutin mereka tiap sore menjelang gelap.
Dari ngobrolin anak tetangga sampai ngobrolin pejabat pemerintahan.
Semua habis diusut mereka.

Sore itu Cuma badrul dan temon yang hadir….
Mulailah obrolan mereka ditemani secangkir kopi..
Badrul ,”Mon, aku pikir hidup kita kok gini-gini aja, ga ada variasi.”
“Betul juga katamu Drul,” jawab temon

“Coba Mon kamu bayangkan jika suatu hari kita jalan-jalan di pelabuhan tanjung priok lalu kamu nemuin uang 1 juta. Apa tindakanmu?” Tanya Badrul

“langsung kuambil uang itu, kumasukkan kantong lalu kubawa pulang.” Temon menimpali
“uang itu jadi milikku semuanya, karena aku yang menemukannya.”Temon semakin semangat.
“Lho, ga bisa gitu mon, kamu jalan ke tanjung priok kan aku yang ngajak. Jadi aku harus dapat bagian dong. Kalo ga kuajak, kamu kan ga bakalan nemuin uang itu.”

“fifty-fifty lah.” Badrul protes
“Kamu kan Cuma ngajak doang. Yang ngelihat, yang nemuin, yang ngambil, yang nyimpan, semuanya aku yang ngelakuin.” Keta temon dengan nada sedikit kencang.

“ Loe ga adil Mon, kita kan sama-sama, mana rasa persahabatanmu?” Badrul ga mau kalah
“gini Drul, persahabatan ya persahabatan, uang ya uang.” Temon mengelak
“Wah, loe ga setia kawan. Apa loe ga inget dulu waktu loe susah siapa yang mbantu?
Waktu ibumu sakit siapa yang mbantuin nyari utangan,
Waktu loe keseleo, siapa yang nganter loe ke dukun pijet?” Badrul semakin keras suaranya.
………………………………………………….
Mbok Yuni dan pengunjung pun kaget dengan pertengkaran mereka.
Mereka hanya biasa diam terpaku melihat Live Event perseteruan itu.
“mirip yang di tipi itu ya, bapak-bapak yang di senayan itu, seru abiss.” Celetuk salah seorang pengunjung
……………………………………………..
Pertengkaran mereka semakin keras,
Kata-kata kotor sedikit mewarnai perseteruan itu.
Bahkan hampir-hampir mereka main fisik.
“PYAARRR”, gelas kopi jatuh dan pecah…….”
Pertengkaran belum berhenti.
…………………………………………
“OOalah mas, mas..!!!
“kalian ini masih membayangkan nemu duit aja udah bertengkar kayak gini”
“bagaimana kalau nemu uang beneran???”
“bisa-bisa saling bunuh-bunuhan”

“Bangun-bangun, jangan terus-terusan mimpi”
“Cepetan ke masjid, udah hampir maghrib tu.” Kata mbok Yuni sambil membereskan gelas kopi yang pecah.”

0 komentar:

Posting Komentar