Senin, 29 November 2010

ketika gadget dan dunia maya terasa lebih nyaman


Ketika baru bangun dari tidur saat mata belum penuh terbuka, saat kesadaran masih belum sempurna, Handphone menjadi pencarian pertama.
Entah itu ngecek SMS, buka email, ataupun langsung online.
Ketika sedang dalam antrian panjang, handphone menjadi pilihan utama. Menemani di kala penantian,

Ketika dalam perjalanan, handphone berhasil mengusir kebosanan,
Ketika sedang menunggu seseorang, handphone menjadi teman yang selalu tepat waktu.

Bahkan
ketika kita sedang berkumpul dengan teman atau keluarga, handphone tetap menjadi prioritas utama. Ngobrol dengan teman atau keluarga seperlunya, langsung tangan aktif menjamah tombol-tombol keypad, Sibuk dalam kesendirian, Seolah dia lupa bahwa teman/ keluarga kangen padanya.
 Dan dia lupa bahwa kesempatan berkumpul dengan keluarga adalah hal yang sangat langka (nasib anak perantauan yang jarang pulang kampung)

ketika dalam suatu kajian, berkali-kali kita tengok handphone kecil yang kita bawa. seolah ada dua fokus dalam pikiran, disatu sisi ingin mendengarkan Tausyah, tetapi disisi lain nafsu berselancar dalam dunia maya selalu menggoda.

ketika dalam kelas, pelajaran yang disampaikan guru tak didengarkan. Siswa lebih asyik dengan handphone yang dibawa. Ngobrol dengan teman lewat alam maya lebih mengasyikkan dari pada suara bapak guru yang membosankan. Mungkin itu yang ada dalam pikiran pelajar/mahasiswa.

Dari bangun tidur sampai tidur lagi, handphone menjadi pendamping setia.

Ada rasa aneh ketika dalam sehari kita tidak menggunakan handphone itu.
Ada hal yang kurang tatkala dalam sehari tak kita tengok layar kecil itu.
Tangan merasa gatal kalau sehari tak memencet keypad kesayangan.

Secara tidak sadar handphone telah kita jadikan teman paling dekat dan sahabat paling setia dalam berbagai keadaan kita.

Dalam bahagia dia mendampingi,
Dalam sedih dia tak pernah pergi.
Dalam sepi dia mewarnai,
Dalam bosan dia menemani,

Seakan-akan handphone adalah bagian tak terpisahkan dari diri. Dan memang seperti itulah fenomena yang terjadi.

Ketika Handphone menjadi candu......

Handphone/gadget adalah sebuah fenomena,
Handphone adalah sebuah kebutuhan
Awalnya adalah barang mewah, kini hampir setiap orang menentengnya.
Handphone sudah menjadi kebutuhan primer setiap insan.
Telepon, sms, chatting, Facebook, twitter, blogging, BBM.... semua bisa dilakukan dari alat kecil ini.

Di satu sisi handphone membantu kita berkomunikasi dengan teman, saudara, dan keluarga yang terpisah karena jarak,
Melalui gadget ini, kita mengetahui berbagai kabar dari berbagai belahan dunia,
Dan masih banyak lagi fungsi luar biasa yang ditawarkan,

Tetapi di sisi lain,
Handphone juga bisa merenggangkan silaturahim kita,

Banyak orang jadi “autis”, lebih senang dalam kesendirian dengan ditemani gadget ini dari pada berkumpul dengan teman-temannya,
Banyak orang lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar dari pada berkumpul dengan sesama manusia yang nyata.
Banyak orang yang lebih individualistis, karena jarang bersosialisasi dengan tetangga tetangganya.

Dan akhirnya banyak orang yang tidak PeDe bertemu manusia nyata, karena mereka telah terbiasa berbincang dengan manusia dalam dunia maya.
Handphone, BB, I phone, I pad, smartphone dan gadget lainnya memang keren abiss.
Seolah tak ada jarak antar manusia. Semua bisa bertemu, ngobrol, besosialisasi melalui perangkat tersebut.

Gadget-gadget itu memang luar biasa,
Tapi itu hanyalah sekedar alat untuk mendukung kehidupan manusia.
Jangan sampai barang-barang menjadi candu.
Pakailah Handphone, dengan seperlunya,
Gunakan handphone sebagaimana mestinya.

Keaktifan kita di dunia maya, jangan menghalangi kita untuk bersosiallisasi di alam nyata.
Kesempurnaan diri yang kita ciptakan di alam maya, mari kita tunjukkan dan kita aplikasikan di alam nyata.

Jangan hanya menjadi super hero di bumi maya, tetapi menjadi penakut tatkala berhadapan dengan manusia.

Jangan hanya menjadi ustadz di alam maya, tetapi melempem amal ibadahnya di alam sebenarnya.

Jangan hanya menjadi `orang yang mudah bergaul di dunia maya, tetapi susah berkomunikasi ketika bertemu sesama di dunia nyata.

Jangan hanya mempercantik profil diri di dunia maya, tetapi tak punya harga diri ketika menjadi manusia sebenarnya.

Jangan hanya terlihat sempurna dalam alam maya, tetapi tak berdaya menghadapi ujian dan cobaan di alam nyata.

Apa yang kau lihat dan kau kenal melalui dunia maya belum tentu serupa dengan karakter asli ketika dia menjadi manusia sebenarnya.

Mari saudaraku, jadilah manusia yang seutuhnya.
Manusia sebenarnya yang menjadi diri sendiri di alam nyata, bukan sekedar pandai berbasa basi di dunia maya,

Mari lihat diri kita,
Kaki masih menginjak bumi, langit masih menaungi diri.
Dan Dunia kita adalah dunia nyata,

Jangan jadikan gadget sebagai candu,
Jangan hanya hidup di dunia maya,
Sinkronkan dunia maya dengan dunia nyata,
Dan apa yang kita sampaikan di dunia maya, aplikasikan di dunia nyata.

Karena kita adalah manusia.
Jujurlah pada diri sendiri dimanapun kita berada.



#Sebuah nasihat kepada diri sendiri yang terindikasi gejala kecanduan gadget#

3 komentar:

Unknown mengatakan...

yang pasti tiap pertama buka mta d pagi hari ak emg liat HandPhone si.buat matiin aLarmnya.trus soLat subuh deh..

hehe...

penalizt mengatakan...

Selayaknya pedang, setiap hal punya dua sisi, tergantung bagaimana kita memanfaatkannya..tergantung bagaimana kita memilihnya. Mudah2an kecanggihan gadget bisa mendekatkan yang jauh tapi TIDAK menjauhkan yang dekat.. (mengingatkan diri sendiri juga)

khomsun mengatakan...

@ rani :
semoga setelah matiin alarm, trus sholat shubuh, dan mari kita lanjutkan dengan aktifitas.
semoga tidak tergoda lagi dengan tempat tidur

@ lilis :
setuju....
"mendekatkan yang jauh,
dan tidak menjauhkan yang dekat"

amiiiin......


#keadaan anak rantau#

Posting Komentar