Jumat, 26 November 2010

Uang ga jelas itu memang selalu menyengsarakan. ........Percaya ga???

Kejadian yang takkan pernah dilupakannya.
Empat hari yang sungguh aneh.

Coba bayangkan dalam empat hari dua kali ganti ban dalam,empat kali ban kempes, sekali service besar, sekali ganti ban luar.

Gini ceritanya……….
Jumat sore jam 4 niat bolos kantor dulu. Pulang lebih awal karena mau ada acara lain. Tanpa izin dan diam-diam langsung deh meninggalkan kantor.
Sepeda motor sudah dihadapannya, dan ternyata ban belakang kempes.

Alhamdulillah, 1 kilometer jalan menuntun sepeda motor diantara truk kontainer dan dihiasi debu-debu jalanan pelabuhan.
Mantaplah…….

Ternyata ban dalamnya lebih parah dari sekedar bocor. Ada yang sobek didekat lubang pompa.
Ya, terpaksa harus ganti.
Pengennya pulang lebih cepet karena udah ada janji, eh ternyata sama aja. Hampir jam 5 sore prosesi perbaikan ban baru selesai.

………………………………..

Langsung cabut ke lokasi.
Jumat sore, seperti biasa. Jakarta ditemani macet yang lumayan panjaaaaang banget.
……………………………..
Alhamdulillah setelah nyampai lokasi, ternyata teman2 lain pada belum datang.
Ya udah nunggu 1 jam deh…….
………………………………
Setelah selesai kerjaan itu, dia harus balik ke kantor.
Kenapa??
Karena tadi dia belum absen sore (kan dia pulang lebih awal, bahasa kerenya sih….BOLOS…)
Di tengah kelaparan dan badan lemes dia paksakan ke kantor.
Dia juga mau belajar karena esoknya ada UTS di kampusnya.
Oke….lets go……
…………………………………….
………………………………………
Sabtu pagi, 
dia ternyata mendapat jatah piket kantor.
“wah, gimana ni. Pagi ada amanah di sebuah smp di jakarta timur, agak siang ada UTS. Dan harus piket juga” Gumamnya
Di pikirannya langsung mengutak-atik rencana.
Akhirnya dia putuskan.
Mumpung masih di kantor, mending absen dulu.
Lalu pulang, bersih-bersih, langsung ngajar di SMP, lanjut ke kampus buat UTS.
………………………………
Semua pun berjalan lancar.
……………………………….
Tibalah saatnya habis dzuhur untuk segera kembali ke kantor.
Keluarlah dia dari rumah kosnya.

Ya Allah, didapatinya ban belakang motor kempes lagi.
Ya udah dituntunnya lagi sepeda motor itu dibawah teriknya matahari di tengah hari.
Biarlah sang tukang tambal ban mengurusi ban dalam itu, sementara dia mampir ke warung untuk memenuhi hajat perutnya.
……………………………………….

Saatnya kembali ke kantor menunaikan kewajiban.
Sebenarnya diapun sadar kalau hari itu dia membolos lagi dan tidak izin pula.
Dia absen jam 6 pagi, padahal realitanya dia baru stand by di kantor jam 2 siang.
jadi sekian jam dia dibayar padahal fisiknya tidak ada di kantor.
“ah, ga apa-apa. Kan Cuma sekali-kali aja.” Pikirnya.
……………………………………………

Kali ini dia sengaja pulang setelah piket di kantor agak malam. Habis sholat maghrib dia baru pulang.
Disela-sela gerimis, dia tetap menyusuri aspal yang telah basah.
Karena habis isya dia ada jadwal ngaji.

Baru 2 kilometer dari kantor, tiba-tiba ban belakangnya oleng.
Ternyata ban belakang kempes. Ya udah dituntun lagi itu motor nyari tukang tambal ban.
Dapatlah tukang tambal ban. Setelah dicek ada dua lubang bocor.
Menunggu lagi, sambil meratapi nasib.
Motor beres, kembali jalan…….

Empat kilometer jalan, eh, ban belakan oleng lagi.
Apakah kempes lagi????
Anda benar. Ban belakang kempes.
Dan lagi-lagi harus menuntun itu motor di tengah air yang turun dari langit.
Dan kemacetan yang didominasi truk-truk kontainer besar.
Dapatlah tukang ban ban. Nunggunya lamaaaaaa banget.
Dan adzan isya pun terlewati. Gagal deh ikut isya berjamaah. Sebuah kerugian luar biasa.

Diceklah ban itu, dan ternyata bukan lubang bocor yang ditemui.
Seperti kasus pertama, ada yang sobek di sekat lubang pompa. Dan terpaksa harus ganti ban dalam baru untuk kedua kalinya.

“ya udah bang, diganti aja.”
Dan bereslah sesi itu.
Perjalanan dilanjutkan.
Acara malam itupun terselesaikan. Walaupun badan sangat capet, kusut, dan semangat hilang entah kemana.
………………………………………
Karena ga mau musibah ban belakang berkelanjutan, akhirnya dibawalah motor itu ke bengkel.
Awalnya Cuma pengen service biasa, ganti oli ma ganti ban luar belakang.
Eh, ternyata masalah merembet kemana-mana. Jadilah service besar pada motor. Lumayan juga biayanya.
………………………………..
Hatipun sedikit lega. Dan berharap motor udah sehat kembali.

Senin pagi.
Pagi yang indah, keluarlah dia menghirup udara segar di depan rumah kosnya.
Matanya menerawang sudut-sudut rumah.
Kaget dia mendapati ban belakang motornya kembali kempes.

“kan ban dalam baru, ban luarpun juga baru, bahkan udah diservice pula. Kenapa lagi ban ini bisa kempes?” tanyanya dalam hati.
Terpaksa dia pinjam motor temannya untuk keperluannya.
Karena harus ngantor pagi, dibiarkannya motor itu di rumah, masih dalam keadaan kempes.


Selasa pagi
Dengan niat membaja dituntunnya motor ke bengkel. Dan ternyata bengkelnya tutup. Alhamdulillah.
Baliklah dia balik lagi dengan muka yang dipaksakan untuk tersenyum.
Akhirnya dia minta tolong teman kosnya untuk membawa motor itu ke bengkel siang harinya (kebetulan temennya itu ga bekerja, jadi ada di kos)
………………………………..

Hari itu di kantor hatinya gundah.
Bertanya-tanya tentang yang dialaminya beberapa hari ini. Kok aneh banget.
Ada aja masalah yang mengikutinya.

Diapun mulai merenung. Jangan-jangan ada kesalahan yang dia lakukan sampai-sampai Allah menegurnya senegitu kerasnya.
Dlam renungannnya, dia flashback kejadia-kejadian yang telah dilakukannya.

Dia sadar,
Jumat sore dia bolos tanpa izin.
Sabtu pagi dia piket. Dia absen lalu pulang dan baru kembali siang harinya. Dan selama dia tidak berada di kantor itu dia tetap dibayar.

Tersentaklah hatinya.
Jangan-jangan ini yang nyebabin serangkaian hal menyedihkan ini.
Lama juga dia merenung meratapi kesalahannya.

Langsung dihitungnya kira-kira berapa rupiah uang yang tetap dibayar untuknya walaupun dia tidak berada di kantor.
Dapatlah hitungan sekian ratus ribu rupiah.
Langsung tanpa pikir panjang dia keluarkan uang itu, yang kebetulan saat itu ada pengalangan dana untuk suatu musibah bencana.

“ini bukan hakku, yang penting uang ini segera hilang dari gengamanku.”
……………………..
Hatinya lumayan tenang, walaupun masih ada bayang-bayang kesalahan menghantuinya.
Selesai amanah di kantor, pulanglah dia ke rumah.
Sampai dirumah di dapatinya motor udah sehat kembali.
Diapun menghampiri teman yang diminta benerin motor ke bengkel.

“gimana tadi, habis berapa buat motorku?’ tanyanya
“itu nggak bocor kok mas, Cuma kempes aja. Tadi tukang tambal mab sudah ngecek dan ga ada bocornya, akhirnya ya dipompa ja.” Kata temannya.
Kaget pula dia. Bagaimana ceritanya ban motor tiba-tiba kempes tapi nggak bocor????
Bagaimana pula ni ceritanya???
………………………………….
…………………………………
Bisa jadi 4 kali ban kempes, 2 kali ganti ban dalam, lalu ganti ban luar plus service besar itu adalah buah dari harta yang bukan haknya. (gara-gara dia membolos kerja tapi tetep dibayar)
Bisa jadi itu peringatan Allah buatnya

Dan setelah uang yang memang bukan haknya itu dikeluarkan, maka sepeda motor kembali ke kondisi sehat. Bahkan sampai sekarang masih sehat itu sepeda motor.

Dan biaya yang dikeluarkannya jauuuuuuuh lebih besar dari harta “ga jelas” yang diterimanya .
Rugi berkali-kali lipat.

(untuk kasus ini uang itu bahkan belum diterima, karena gajian masih bulan depan. Tapi hukuman Allah sudah ditimpakan)

Susah dijelaskan dengan logika, tapi ini memang masalah keyakinan.

Sekali lagi
harta yang bukan hak kita tak akan pernah memberikan kebahagiaan,
Hanya kesusahan dan kesengsaraan yang akan menimpa.
Yakinlah.

Jadi, masihkah berpikir untuk mendapatkan uang/harta yang buka hak kita????




Astagfirullah aladzimi.....
segera bertaubat

5 komentar:

e.i.dinazar mengatakan...

saya juga pernah dengar pengalaman serupa itu..insya Allah gak pengen ngalamin deh,dan semoga Allah tetep ngingetis saya biar gek pengen duit gak jelas gitu,,

penalizt mengatakan...

Subhanallah...masih disayang jadi masih ditegur... jazakallah sudah diingatkan melalui kisah diatas..

khomsun mengatakan...

@edwin :
memang setiap akibat pasti ada sebabnya. dan bisa jadi sebab itu karena kesalahan kita pula.
jadi dari pada sibuk menyalahkan yang lain, lebih baik mari kita evaluasi dalam diri.


@lilis :
Alhamdulillah, Allah masih sayang.
dan semoga Allah tetap menganugerahkan kepekaan hati untuk bisa menangkap setiap tegurannya.

akan sangat merugi jika kepekaan hati ini berkarat karena tumpukan dosa-dosa yang terus kita perbuat.

mohon diingatkan dan saling mengingatkan.

Ligar mengatakan...

hwahahahaha....gokil sun....cara dakwahmu emang beda bos....salut...

khomsun mengatakan...

@ligar :
Alhamdulillah, masih diingatkan ma Allah

Posting Komentar