Kamis, 23 Desember 2010

inisiator dalam kebaikan??? kenapa tidak!!!

Musholla kecil itu sudah tampak lumayan ramai oleh jamaah yang menantikan waktu sholat Isya. Beberapa baru masuk dengan jaket yang membalut tubuh serta tas besar yang menghiasi tangannya..

Itulah sebuah mushollah disebuah stasiun di ibu kota. Para jamaah nota bene adalah calon penumpang kereta yang menyempatkan diri untuk menunaikan kewajiban pada Rabbnya disaat ribuan calon penumpang lain hanya duduk-duduk menunggu kereta datang.

Dari kejauhan terdengar sayup-sayup kumandang adzan, memang kurang jelas suaranya.
Serta merta ada orang didepan musholla yang berseru,” sudah adzan pak, silakan.’

Semua jamaah terdiam dan saling memandang. Lumayan lama keadaan hening, hanya tatapan mata yang seolah saling tunjuk untuk memulai sesuatu.
Disaat keheningan itu, dari pojok depan tiba-tiba berkumandang suara lantang, keras nan merdu.
Suara adzan meluncur dari bibir indah seorang pemuda. Pemuda yang kelihatannya juga akan bepergian jauh. Tampak dari pakaian dan perbekalan yang ada disampingnya.
Suasana menjadi hidup. Bak seorang dirijen, setiap lantunan suara adzan, langsung dijawab oleh jamaah lain.
Begitu seterusnya hingga adzan berakhir. Dan dimulailah sholat berjamaah, bersujud pada Rabb seluruh alam.
.......................................
.......................................
Dini hari, beberapa saat sebelum shubuh, kereta sudah sampai di stasiun terakhir. Tanpa komando, seluruh penumpang langsung berhamburan keluar. Saat itu menunjukkan pukul 03.30. masih terlalu pagi untuk menuju tujuan.

Akhirnya, musholla stasiun menjadi pilihan utama. Takjub saat itu, melihat musholla yang lumayan besar dan bagus. Kucoba untuk membandingkan dengan keadaan musholla di stasiun lain yang kondisinya tidak lebih baik dari musholla itu. Padahal yang kuinjak saat ini adalah stasiun kecil, tapi mempunyai tempat ibadah yang bagus dan terawat. Subhanallah.
Masih ada waktu untuk sedikit ”ngobrol” dengan Sang Pencipta.

Dan masuklah waktu shubuh. Dari luar stasiun, samar-samar suara adzan masuk ke telinga. Ternyata sama dengan kondisi sebelumnya. Suasanapun hening, hanya tatapan mata yang saling mencari.
Tiba-tiba dari pojok kiri depan seorang pemuda berdiri dan langsung melantunkan dzan dari mulutnya. Walaupun dengan suara agak serak, namun kumandang adzan itu mampu membangunkan jiwa jamaah dan orang-orang di dalam stasiun. Dan dimulailah sholat shubuh berjamaah di negeri yang asing ini.
...................................
...................................
Tidak semua orang mampu untuk menjadi seorang pionir,
Tidak semua dari kita yang mamapu untuk mengajak dirinya menjadi yang pertama melakukan suatu kebaikan,
Dan tidak semua orang punya inisiatif dan mampu merealisasikan inisiatif itu dalam tindakan nyata.
Pemuda itu, walaupun masih muda dan banyak orang-orang yang lebih senior saat itu, mampu untuk menjadi seorang inisiator dan pendobrak suasana.
Dia mampu melawan rasa malu, grogi, rasa ga enak, dan berbagai ketakuatan lain yang membayanginya.
Dia mampu memaksa jiwa dan badannya untuk bersegera dalam melakukan kebaikan.
Walaupun suaranya tak seberapa bagus, tapi keberaniannya menunjukkan kualitas dirinya.

Kalau untuk melakukan kebikan, kenapa harus malu!!!
Kalau untuk mengajak manusia menuju Ridho Allah, kenapa kita selalu banyak pertimbangan yang akhirnya tidak jadi kita lakukan,
Kenapa kita tidak mampu membangun kekuatan diri untuk bersegera dalam kebaikan......

Kesempatan untuk melakuakn kebaikan itu banyak tersebar di sekeliling kita,
Cuma, apakah kita mampu untuk menangkap peluang tersebut dan merealisasikan peluang kebaikan menjadi tindakan nyata.

Mari ................
fastabikul Khoirat




khomsun arifin
oleh-oleh dari perjalanan panjang

0 komentar:

Posting Komentar