Rabu, 10 November 2010

Manusia Tua yg Luar Biasa

Pak Tua itu masih khusyu’ dalam doanya. Rambut dan jenggot putih menghiasi wajah beliau yang memang sudah sangat tua.Kutemui beliau hampir di setiap sholat jamaah di masjid dekat tempat tinggalku. Masjid megah penuh kenangan bersama teman-teman seperjuangan.



Pak Haji Umar nama beliau. Sudah lebih dari 80 tahun beliau mendiami dunia yang fana ini.

“Manusia tua yang luar biasa.” Itu kata yang terngiang di benakku tatkala berjumpa dengannya.



Masih kuingat beberapa bulan lalu, beliau masih setia dengan vespa tuanya datang ke masjid sendirian.

Bahkan ketika gerimis menemani iringan adzan shubuh, dengan bersemangat beliau tetap menghadiri jamuan penuh berkah di Rumah-Rumah Allah.

Udara nan dingin, pagi yang masih gelap dan jarak rumah yang lumayan jauh tetap beliau hadapi.



......................................................

....................................................

Mungkin beliau tahu paham benar sabda Rasul saw" Sesungguhnya salat yang paling berat bagi orang munafik adalah salat Isya' Dan salat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

.......................................................

....................................................

Petang itu, kulihat beliau datang bersama seorang anak muda. Entah itu puteranya, ataukah cucunya, ataukah anak angkatnya.

Dengan sabar, anak muda itu membonceng haji Umar, tetap dengan vespa tuanya.

Hati-hati dia menuntun pak tua masuk ke dalam masjid, yang memang untuk masuk ke dalam masjid itu ada beberapa tangga untuk dilewati.Tubuh tuanya seolah sudah tidak terlalu kuat walaupun hanya beberapa tangga yang harus didaki.Maklum, beberapa waktu lalu, pak tua mengalami sakit keras sehingga kesehatannya jauh menurun.



Langsung beliau menempati shaf terdepan, sholat sunah dan berdzikir menanti dimulainya sholat jamaah.

Tak jarang pula beliau sholat sambil duduk. Kedua kakinya mungkin sudah tak sanggup menopang tubuh besarnya terlalu lama.

Dan dudukpun menjadi pilihan untk menunaikan sholat berjamaah.



Apakah cukup sampai disitu??

Tidak...



Selepas sholat maghrib jamaah, beliau masih rutin membaca Al Quran.

Dengan suara lantang nan jelas, kalam Illahi menggema memenuhi bangunan masjid.

Mata tuanyapun perlu bantuan kaca mata untuk memperjelas Firman Allah dalam mushaf yang senantiasa dibawanya.



Apakah cukup sampai di situ??

Tidak ......



Setelah beberapa saat membaca Quran, beliau memanggil anak muda yang menuntunnya.

Bersandinglah mereka berdua.Dengan penuh semangat, Pak Tua mengajari si anak muda membaca Al Quran.

Memang anak muda itu bacaan Qurannya belum lancar.

Dan pak tua membimbing, menuntun, dan kadang sedikit menggertak ketika mengajarinya membaca ayat per ayat kitab yang tak ada keraguan didalamnya tersebut.



Apakah cukup sampai disitu??

Ternyata tidak juga....



Beliaupun juga aktif menghadiri kajian-kajian islam.

Bukan hanya kajian yang diselenggarakan di masjid kesayangannya.

Sering aku bertemu beliau di majlis-majlis ilmu yang lokasinya lumayan jauh.Subhanallah, beliau memang luar biasa.....



Tubuh tuanya tak menghalanginya untuk mendekat pada Allah

Sakit yang dideritanya tak menjadi alasan untuk bermas-malasan

Hujan dan panas tak membuatnya gentar untuk terus menghadiri rumah-rumah AllahMata tuanya tak bosan digunakan untuk membaca kitab suci

Pendengaran yang sudah tak sempurna lagi, tetap beliau maksimalkan untuk mendengar ilmu-ilmu agama.

Boleh jadi raganya telah menua, tapi semangat ibadah beliau sungguh luar biasa.



Bagiku, beliau adalah seorang guru

Walaupun bukan ceramah, kata-kata penuh hikmah, ataupun tausyah yang kudapatkan, dengan melihat dan bertemu beliau saja sudah sangat memberikan banyak hal bagiku.

Memang beliau adalah Manusia tua yang luar biasa.





Trus, bagaimana dengan kita??



Tubuh yang masih sangat gagah

Usia yang penuh semangat

Waktu yang banyak kita miliki

Fasilitas yang bertebaran disekitar

Dan masih banyak lagi kemudahan yang kita punya.



Sanggupkan kita mengajak diri kita untuk bisa lebih mendekat pada Sang Pemberi Kehidupan??

alasan apa lagi yang kita gunakan untuk mengabaikan panggilanNya??









dari seseorang

24 okt 2010,

suatu petang yang indah di tepi laut utara Jakarta

1 komentar:

Anonim mengatakan...

subhanallah

Posting Komentar